Seperti Ini Hari Pertama Lockdown di Malaysia: Super Sepi!

Thea F, CNBC Indonesia
02 June 2021 08:15
The roadway in front of the Dataran Merdeka, known as Independence Square, is empty during the first day of Full Movement Control Order (MCO) in Kuala Lumpur, Malaysia, Tuesday, June 1, 2021. Malls and most businesses in Malaysia shuttered Tuesday as the country began its second near total coronavirus lockdown to tackle a worsening pandemic that has put its healthcare system on the verge of collapse. (AP Photo/Vincent Thian)
Foto: AP/Vincent Thian

Jakarta, CNBC Indonesia - Malaysia resmi melakukan penguncian total (full lockdown) sejak kemarin, Selasa (1/6/2021). Lockdown nasional ketiga diberlakukan sejak melonjaknya kasus infeksi hingga mencapai rekor dalam beberapa pekan terakhir.

Selama lockdown, sebagian besar sektor ekonomi dan pusat perbelanjaan ditutup. Supermarket dan tempat lain yang menjual kebutuhan dasar diizinkan beroperasi. Hanya dua orang dari setiap rumah tangga yang diizinkan keluar untuk membeli kebutuhan pokok atau untuk layanan medis, dengan pergerakan terbatas pada radius 10 km.

Pada hari pertama, beberapa ruas jalan utama di Negeri Jiran menjadi sunyi. Lalu lintas tampak lebih ringan di beberapa bagian ibu kota yang sering macet. Mobil-mobil bergerak mulus di sekitar Menara Kembar Petronas yang berlantai 88.

Lebih dari 800 penghalang jalan juga telah dipasang di seluruh negeri bersama pengerahan sekitar 55.000 petugas polisi.

Menteri Dalam Negeri Hamzah Zainudin mengatakan pergerakan kendaraan di jalan turun rata-rata sekitar 70%. Kemacetan di penghalang jalan itu karena pihak berwenang memastikan pengguna jalan mengikuti peraturan.

Namun, tidak sedikit warga Kuala Lumpur khawatir tentang cakupan pembatasan terbaru yang berlaku hingga 14 Juni ini.

"Bagi saya, lockdown seharusnya dilakukan selama Ramadan ketika kasusnya lebih sedikit dan orang tidak banyak bergerak," kata manajer bank Muhammad Azril Maridzuan, dikutip dari Channel News Asia.

"Sekarang, orang-orang lebih banyak bergerak. Jadi agak terlambat tetapi penguncian tidak apa-apa untuk mengurangi tingkat infeksi kami," tambahnya.

Sementara seorang warga mengatakan lockdown total ini masih bisa membuat kasus Covid-19 di Malaysia meledak karena bandara masih tetap dibuka.

"Saya kira meski dengan pembatasan baru, bandara tetap buka sehingga masih ada potensi penyebaran Covid-19 meski masyarakat sedang berjuang (lockdown) sekarang," kata Siti, pengendara pengiriman berusia 25 tahun, yang menolak memberikan nama lengkapnya.

Lockdown selama dua minggu juga dianggap memberikan pukulan baru bagi banyak sektor bisnis, yang telah berjuang untuk tetap bertahan selama setahun terakhir.

"Dampak virus corona pada usaha kecil seperti saya sangat menghancurkan," kata Lilian Chua (42), pemilik salon rambut kepada AFP. "Pemerintah memberlakukan penguncian tetapi virusnya ada di udara, mereka perlu mempercepat vaksinasi."

Kurang dari 6 persen penduduk Malaysia sejauh ini telah menerima setidaknya satu dosis vaksin. Asosiasi Medis Malaysia (MMA) mengatakan ada kurangnya keterlibatan dengan dokter umum swasta tentang keterlibatan mereka dalam program imunisasi Covid-19 nasional.

Upaya vaksinasi Malaysia, yang dimulai pada bulan Februari, sekarang telah memasuki tahap kedua. Pada 31 Mei, lebih dari 3 juta dosis vaksin telah diberikan. Lebih dari 12 juta orang, setengah dari total target, telah mendaftar untuk vaksinasi.

Hingga Selasa, Malaysia telah melaporkan total 579.462 kasus Covid-19, di mana 80.474 saat ini aktif atau menular, serta 2.867 kematian.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lockdown Malaysia: Tentara Turun, Belanja Cuma Boleh 2 Orang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular