
Bukan Cuma RI, 'Tsunami' Ritel Tutup Ancam Negara Kaya Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor ritel Inggris terancam mengalami 'tsunami' penutupan. Hal tersebut dipastikan terjadi jika Downing Street tidak memperpanjang moratorium pada penegakan utang atau bantuan sewa.
Kelompok lobi industri, Konsorsium Ritel Inggris (BRC), menyampaikan ini pada Minggu (30/5/2021). Kepala eksekutif BRC Helen Dickinson mengatakan tanpa tindakan dari pemerintah, akhir moratorium bisa membuat ribuan toko tutup.
"Tanpa tindakan, pusat-pusat kota kita, jalan-jalan raya kita, dan pusat-pusat perbelanjaan kita yang menanggung akibatnya, menahan pemulihan ekonomi yang lebih luas," kata Dickinson, dikutip dari Reuters.
Ia pun meminta perlakuan khusus dari pemerintah Inggris untuk mengizinkan tunggakan sewa yang menumpuk selama pandemi di moratorium. Setidaknya, pembayaran utang bisa diperpanjang hingga akhir tahun 2021.
"Dengan adanya ini, semua pihak dapat mengerjakan solusi jangka panjang yang berkelanjutan, solusi yang berbagi rasa sakit yang ditimbulkan oleh pandemi secara lebih merata antara tuan tanah dan penyewa," katanya.
Mengutip data survei, dua pertiga ritel Inggris saat ini tengah kesusahan dan terancam diseret ke ranah hukum. Ini pasca pemilik tanah meminta pembayaran segera mulai 1 Juli saat moratorium yang ada kini berakhir.
Banyak pengecer Inggris yang dianggap "tidak penting" harus menutup toko mereka selama beberapa kali penguncian (lockdown) Covid-19, yang diberlakukan pemerintah 15 bulan terakhir. Ini membuat total utang sewa menembus 2,9 miliar pound.
Pandemi telah menghantam sektor tersebut dan data industri menunjukkan satu dari tujuh toko sudah kosong. Survei BRC menemukan 80% penyewa mengatakan beberapa "tuan tanah" telah memberi mereka waktu kurang dari setahun untuk membayar kembali tunggakan sewa.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nasib Gerai Giant-Centro Terpaksa Tutup Kehabisan Napas!