Butuh 5 Tahun Investasi Migas Dunia Bisa Kembali Normal

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
28 May 2021 13:25
tambang minyak lepas pantail
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 telah membuat semua sektor terpuruk, termasuk di hulu minyak dan gas bumi (migas). Investasi hulu migas dunia anjlok dan bahkan diperkirakan butuh waktu lima tahun untuk bisa mengembalikan tingkat investasi ke posisi normal.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, berdasarkan riset Rystad Energy yang dirilis Mei 2021, investasi hulu migas global diperkirakan turun sebesar 25-32% dibandingkan proyeksi sebelum pandemi.

"Dampak pandemi lebih tajam dari yang diperkirakan. Investasi hulu migas global diperkirakan turun sebesar 25-32% dibandingkan proyeksi sebelum pandemi. Diperlukan lebih dari lima tahun untuk kembali pada level sebelum pandemi," paparnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (27/05/2021).

Lebih lanjut Dwi mengatakan, pukulan Covid-19 menyebabkan investasi di hulu migas global anjlok sebesar US$ 145 miliar pada tahun lalu.

"Dampak di 2020 yang minus UU$ 145 miliar sampai kepada impact pada upstream investment, memang akan naik, tapi ada gap untuk mengejar," jelasnya.

Sebelum adanya Covid-19, total investasi hulu migas dunia untuk 2020-2021 diperkirakan mencapai US$ 1,06 triliun. Namun setelah adanya Covid-19, investasi hulu migas global diperkirakan hanya sekitar US$ 771 miliar.

Untuk Indonesia, SKK Migas menargetkan investasi hulu migas pada 2021 ini mencapai US$ 12,3 miliar, naik dari realisasi investasi pada 2020 yang sebesar US$ 10,21 miliar. Realisasi investasi hulu migas pada 2020 ini memang lebih rendah dibandingkan target awal sebesar US$ 12,1 miliar.

Begitu pun terhadap produksi, pandemi Covid-19 membuat produksi migas dunia kian anjlok. Masih memaparkan data Rystad Energy, dia mengatakan, produksi minyak atau tight oil di Amerika Utara juga diperkirakan turun 25-32% dibandingkan proyeksi sebelum pandemi.

"Impact-nya Covid-19 terhadap produksi dan proyek hulu migas paling nggak sekitar 25-32% gap yang dimunculkan atas Covid. Ini yang juga berdampak pada Indonesia," lanjutnya.

"Diperlukan lebih dari tiga tahun untuk kembali pada level produksi sebelum pandemi," imbuhnya.

Adapun target lifting minyak nasional pada 2021 sebesar 705 ribu bph dan gas 5.638 MMSCFD.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investasi Migas 2022 Ditargetkan Melesat ke Rp 189 T, Yakin?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular