
Data Ini Menunjukan Corona Malaysia 'Lebih Parah' dari India

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus infeksi Covid-19 harian Malaysia meningkat pesat. Situs statistik Our World in Data bahkan mengatakan kasus di Negeri Jiran sudah melampaui India pada satu titik kritis.
Sebagaimana diketahui, India telah mengalami gelombang kedua pandemi sejak April dan memiliki beban kasus Covid-19 terbesar kedua di dunia. Jumlah kasus harian India, meski cenderung menurun, tetap meningkat pada ratusan ribu infeksi.
Ini memang lebih jauh melebihi beberapa ribu kasus di Malaysia per hari. Tetapi infeksi Covid-19 harian Malaysia per juta orang, dalam hitungan selama tujuh hari, telah melampaui India sejak Minggu (23/5/2021).
Statistik terbaru pada Selasa (25/5/2021) menunjukkan Malaysia melaporkan 205, 1 kasus per 1 juta penduduk dalam satu pekan. Sementara India 150, 4 per 1 juta penduduk.
Namun, itu bukan pertama kalinya Malaysia mengalahkan India. Our World in Data juga menunjukkan bahwa kasus harian Malaysia per satu juta orang juga lebih tinggi daripada di India antara 15 November 2020 dan 27 Maret 2021.
Sebagai informasi, populasi Malaysia yang berjumlah sekitar 32 juta. Jumlah ini jauh lebih kecil dari 1,4 miliar populasi di India.
![]() Tabel Covid-19 di India. (Dok: CNBC Internasional) |
Secara umum, jumlah kasus Covid-19 sebenarnya lebih tinggi daripada kasus yang dilaporkan di seluruh dunia, terutama karena kurangnya pengujian. Di India, beberapa penelitian menemukan bahwa kasus kemungkinan besar tidak dilaporkan.
Kini, salah satu negara di Asia Tenggara itu tengah berjuang melawan lonjakan kasus corona baru sejak beberapa bulan terakhir tahun 2020. Sejak itu, pemerintah memperketat pembatasan beberapa kali, tetapi tidak melakukan penguncian penuh.
Pada Rabu (26/5/2021), data Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan peningkatan tertinggi dari 7.478 kasus virus corona, menjadikan infeksi kumulatif menjadi lebih dari 533.300. Lebih dari 2.300 orang telah meninggal dan 700 orang yang terinfeksi berada di unit perawatan intensif.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Tan Sri Noor Hisham Abdullah mengatakan melalui Twitter bahwa kasus Covid-19 harian negara itu mengikuti tren eksponensial dan dapat memicu lonjakan vertikal.
Noor Hisham juga memperingatkan bahwa Malaysia perlu bersiap untuk yang terburuk dan mendesak orang untuk tinggal di rumah guna memutus rantai penularan. Peningkatan pesat terjadi ketika Malaysia, dan banyak negara berkembang di seluruh dunia, berjuang untuk mengamankan pasokan vaksin Covid.
Malaysia telah menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech, Oxford University-AstraZeneca, serta perusahaan bioteknologi Sinovac dari China. Pemerintah mengatakan akan memvaksinasi 80% populasi hingga akhir tahun, tetapi hanya sekitar 5% yang telah menerima setidaknya satu dosis sejauh ini.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kuala Lumpur Kena 'Lockdown', Fakta-fakta Corona Malaysia
