
Gencatan Senjata! Israel Ancam Ini ke Hamas soal Palestina
![Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kiri) berbicara pada konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu [Alex Brandon / AP]](https://awsimages.detik.net.id/visual/2021/05/25/menteri-luar-negeri-as-antony-blinken-kiri-berbicara-pada-konferensi-pers-bersama-dengan-perdana-menteri-israel-benjamin-netan_169.png?w=900&q=80)
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan merespons dengan sangat kuat dan tegas jika Hamas melanggar gencatan senjata yang berhasil direalisasikan demi mengakhiri aksi pemboman mematikan selama 11 hari di Jalur Gaza, Palestina.
Hal itu ditegaskan Netanyahu saat menggelar konferensi pers bersama pada Selasa (25/5/2021) waktu setempat di Yerusalem Barat, bersama dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, yang melakukan perjalanan ke Yerusalem untuk mendukung perjanjian gencatan senjata awal antara Israel dan Hamas Palestina.
Netanyahu pun berterima kasih kepada AS karena "dengan tegas mendukung hak Israel untuk membela diri" selama terjadi agresi ke Palestina.
Serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 248 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, di Gaza.
Sementara itu, di kubu Israel, setidaknya 12 orang Israel, termasuk dua orang anak tewas oleh roket yang ditembakkan oleh Hamas dan kelompok bersenjata lainnya dari Gaza selama pertempuran, yang dimulai pada 10 Mei.
Agresi ini memberikan pemandangan meletusnya kekerasan antar-komunal di seluruh Israel, ketika beberapa warga Palestina tewas dalam protes yang dilakukan di kawasan Tepi Barat yang diduduki Israel.
"Kami juga akan memberi makna atas komitmen kami dalam mempertahankan diri. Jika Hamas merusak ketenangan dan menyerang Israel, tanggapan kami akan sangat kuat, "kata Netanyahu, dikutip Aljazeera, Rabu (26/5/2021).
Blinken, dalam kesempatan yang sama, mengatakan AS akan bekerja sama dengan Israel untuk memastikan bantuan internasional dalam membangun kembali Gaza tidak akan menguntungkan Hamas di sisi lain.
"Kami akan bekerjasama dengan mitra kami secara erat, dengan semua, untuk memastikan bahwa Hamas tidak mendapat manfaat dari bantuan rekonstruksi," kata Blinken.
Blinken pun mengatakan perjalanannya ke wilayah konflik tersebut setidaknya ada empat alasan. Pertama, untuk menunjukkan komitmen AS terhadap keamanan Israel, dan kedua, untuk mulai bekerja untuk mencapai stabilitas yang lebih besar dan mengurangi ketegangan di Tepi Barat dan Yerusalem.
Alasan ketiga, untuk mendukung bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi yang mendesak bagi Gaza untuk memberi manfaat bagi rakyat Palestina.
Adapun terakhir, untuk terus membangun kembali hubungan AS dengan rakyat Palestina dan Otoritas Palestina.
Dia juga membela diri dari kritik bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden seharusnya mengambil keberpihakan yang lebih umum dan tegas dengan Israel sebelumnya memuji "diplomasi di belakang layar yang intens" dilakukan para pihak yang berkonfil dalam mewujudkan gencatan senjata, yang dicapai melalui negara mediator, Mesir, pada 21 Mei.
Dia menambahkan bahwa membangun kesepakatan "dimulai dengan pengakuan bahwa kerugian di kedua sisi sangat besar".
Blinken, yang dijadwalkan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada hari sebelum melakukan perjalanan ke Yordania dan Mesir pada Rabu ini (26/5), juga menghindari mendorong pembaruan proses perdamaian Israel-Palestina yang lebih luas, alih-alih menyerukan perubahan yang lebih bertahap.
"Kami tahu bahwa untuk mencegah kembalinya kekerasan, kami harus menggunakan ruang yang diciptakan untuk mengatasi serangkaian masalah dan tantangan mendasar yang lebih besar," kata Blinken.
"Dan itu dimulai dengan menangani situasi kemanusiaan yang parah di Gaza dan mulai membangun kembali."
Dia menyerukan langkah-langkah untuk memperluas peluang bagi Palestina dengan memperkuat sektor swasta dan memperluas perdagangan dan investasi.
"Kami percaya bahwa Palestina dan Israel sama-sama berhak untuk hidup dengan aman dan terjamin, menikmati kebebasan dan kesempatan serta demokrasi yang setara," katanya.
Namun, kata-kata itu tidak mungkin memuaskan para pendukung hak asasi manusia, yang telah berulang kali meminta AS untuk mengutuk tindakan Israel terhadap Gaza, yang menghancurkan bangunan dan infrastruktur tempat tinggal dan yang menurut banyak pengamat merupakan hukuman kolektif.
AS sebelumnya dan berulang kali memblokir pernyataan bersama Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata selama kekerasan.
Blinken juga tidak menanggapi seruan dari beberapa legislator AS untuk mengakhiri bantuan militer dan penjualan senjata ke Israel, dengan Menteri Luar Negeri dan Netanyahu pada Selasa memuji komitmen AS untuk mengisi kembali sistem pertahanan udara Iron Dome Israel setelah pertempuran dengan Palestina itu.
(tas/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PM Israel Pastikan Bakal Terus Bombardir Gaza!
