Internasional

Bukan Cuma India, 5 Negara dengan 'Ledakan' Kasus Corona

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
25 May 2021 16:00
Pandemi Covid di Nepal. (AP/Niranjan Shrestha)

Jakarta, CNBC Indonesia - India saat ini masih mengalami gelombang infeksi Covid-19 yang sangat parah. Meski sudah berangsur turun, namun infeksi harian masih belum isa lepas dari angka diatas 200 ribu perhari.

Namun nyatanya, bukan hanya India saja di dunia ini yang mengalami lonjakan kasus sangat banyak. Lonjakan dilaporkan terjadi di negara lainnya di Asia, Amerika Selatan, bahkan di Timur Tengah.

Lalu apa saja negara yang mengalami lonjakan kasus yang parah selain India? Berikut daftarnya:

1. Argentina

Mengutip CNBC International, Argentina dalam beberapa minggu terakhir melaporkan jumlah kasus harian dan kematian yang memecahkan rekor. Ini menyebabkan pihak berwenang memberlakukan tindakan penguncian baru yang akan berlangsung hingga akhir Mei.

Langkah-langkah tersebut, yang mulai berlaku akhir pekan lalu. Termasuk menutup sekolah dan bisnis yang tidak penting, serta melarang acara sosial, keagamaan dan olahraga.

Data John Hopkins University menunjukkan kasus meningkat pesat dari di bawah 5.000 sehari pada awal Maret ke rekor tertinggi lebih dari 39.000 Rabu pekan lalu. Jumlah kematian juga melonjak dari 112 pada 1 Maret menjadi rekor 744 pada Selasa pekan lalu.

Wabah yang memburuk telah membanjiri sistem perawatan kesehatan Argentina. "Kita sedang menjalani saat terburuk sejak pandemi dimulai," kata Presiden Alberto Fernandez.

Menurut situs statistik Our World in Data, masalah lambatnya vaksinasi juga menjadi persoalan di Argentina. Hingga kini baru 19% dari sekitar 45 juta populasi menerima satu dosis.

2. Nepal

Tetangga India juga mengalami lonjakan kasus corona. Negara itu mengalami gelombang kedua corona yang signifikan.

Menurut NBC News, banyak orang di Nepal menyalahkan pekerja migran yang kembali dari India atas peningkatan pesat kasus Covid-19. Banyak warga kehilangan pekerjaan dan pendapatan mereka ketika negara bagian India diisolasi untuk mengekang Covid-19.

Data John Hopkins menunjukkan kasus harian Nepal meningkat dari di bawah 200 pada awal April ke rekor tertinggi lebih dari 9.300 pada pertengahan Mei. Ini membuat krisis di fasilitas kesehatan negara itu.

"Infrastruktur medis kami sedang dalam krisis. Kesenjangan pasokan-permintaan oksigen sangat besar. Kami juga tidak memiliki vaksin lagi," kata Dr. Samir Kumar Adhikari, kepala juru bicara kementerian kesehatan dikutip dari CNBC International.

Krisis juga ditambah dengan susahnya vaksin didapat. Negara tersebut mulai melakukan vaksinasi sejak Januari, dengan vaksin AstraZeneca yang disediakan oleh India dan Covax.

Corona India membuat ekspor vaksin disetop. Ini berimbas pada program vaksinasi di negara itu

Halaman 2>>





3. Bahrain

Lonjakan kasus di Bahrain cukup mengejutkan. Karena negara ini cukup menonjol soal vaksinasi corona.

Di antara negara-negara dengan kasus virus corona yang melonjak, Bahrain telah memvaksinasi sebagian besar populasinya. Ini menimbulkan kekhawatiran tentang efektivitas vaksin yang digunakan.

Data John Hopkins memperlihatkan kasus Bahrain melonjak dari sekitar 600 per hari pada awal Maret menjadi di atas 2.000 per hari pada pekan lalu. Bahrain telah menyetujui beberapa vaksin Covid untuk digunakan, termasuk Pfizer-BioNTech, China National Pharmaceutical Group atau Sinopharm, dan vaksin Sputnik Rusia.

4. Taiwan

Kasus infeksi Covid-19 di Taiwan semakin mengkhawatirkan. Pada Senin (24/5/2021) Taipei melaporkan tambahan 339 kasus infeksi lokal dan enam kematian.

Dikutip Taiwan News, dari jumlah kasus itu, ada 334 kasus lokal dan 5 kasus impor. Ini juga merupakan kenaikan tertinggi dalam penambahan infeksi corona di wilayah itu.

Sebelum kebangkitan terbaru, Taiwan mendapat tepuk tangan luas atas keberhasilannya dalam menahan penyebaran Covid-19 tanpa penguncian penuh. Namun nyatanya keberhasilam membuat masyarakat dan pemerintah terlena.

Menurut publikasi online Our World in Data, Taiwan hanya melakukan 0,57 tes virus per 1.000 orang pada pertengahan Februari. Ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan angka Singapura 6,21 dan angka Inggris 8,68 pada sekitar periode yang sama.

"Ada asumsi umum bahkan dengan orang yang menunjukkan gejala bahwa kemungkinan terkena Covid-19 pada Anda tidak," kata Associate Professor Lin Hsien-ho dari National Taiwan University.

"Dokter tidak menanggapinya dengan serius, rumah sakit tidak waspada, mereka tidak melakukan banyak kontak. Jelas ada rasa puas diri."

Kelengahan semakin mencolok pada saat Taipei melonggarkan persyaratan karantina untuk pilot maskapai yang tidak divaksinasi dari periode 14 hari awal, menjadi lima hari, dan pada akhirnya jadi tiga hari saja.

Alhasil, muncul sebuah kluster yang terhubung dengan pilot maskapai resmi Taiwan, China Airlines, yang menginap di hotel Novotel Taoyuan. Banyak dari mereka yang terkait dengan kluster ini kemudian ditemukan telah mengontrak varian Inggris, yang dikenal sebagai B.117.

Kemudian, virus ini mulai menyebar ke beberapa tempat publik di wilayah itu seperti 'kafe teh', yang merupakan tempat hiburan dewasa favorit warga Taiwan.

"Ada orang-orang yang bernyanyi, minum, sering melakukan kontak di dalam ruangan. Itu bukan hanya satu kedai teh tetapi banyak di jalan yang sama - itu adalah acara penyebar yang sangat besar," kata Dr Lin.

Profesor Chen Chien-jen, seorang ahli epidemiologi dan mantan wakil presiden Taiwan, mengatakan fakta bahwa banyak orang yang dites positif tidak mau menyatakan bahwa mereka telah mengunjungi tempat hiburan dewasa. Hal itu membuat logo menjadi lebih sulit.

5. Malaysia

Kasus infeksi harian corona (Covid-19) di Malaysia belum jauh dari kata reda. Selama enam hari berturut-turut, angka infeksi harian di negara itu 'double hat-trick'.

Bagaimana tidak, hampir seminggu, angka kasus belum lepas dari level 6 ribu per hari. Pada Senin (24/5/2021), Negeri Jiran itu mendapatkan limpahan 6.509 kasus harian Covid-19.

Negara bagian Selangor masih menyumbang jumlah infeksi terbesar hingga 2.049 kasus. Selanjutnya 329 kasus dilaporkan di negara bagian Negeri Sembilan.

Sementara Kuala Lumpur dan Johor masing-masing melaporkan 468 kasus baru. Sebanyak 530 infeksi lainnya diidentifikasi di Sarawak dan 384 di Penang.

Angka kematian juga membuat rekor. Kemarin, 61 pasien corona meninggal dunia, banyak di antara mereka memiliki kormobid seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.

Dari seluruh jumlah itu, 55 korban meninggal di rumah sakit. Kementerian kesehatan mengatakan enam kasus lain sudah meninggal sebelum dilarikan ke fasilitas kesehatan.

Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah juga mengumumkan bahwa 20 kluster baru atau menjadi 570 klaster aktif. Sebanyak delapan klaster baru terkait tempat kerja, enam di komunitas dan tiga berasal dari pertemuan keagamaan.

Tiga kelompok yang tersisa dilacak ke sebuah lembaga pendidikan pusat dialisis di Selangor. Ada pula awak kapal yang berlabuh di Pelabuhan Johor, Pasir Gudang.

Menurut perkiraan terbaru kementerian kesehatan, bakal ada hampir 9.000 infeksi harian baru pada awal Juni 2021 nanti. Apalagi jika protokol Covid-19 tidak diikuti.

Kementerian kesehatan menegaskan kembali seruannya kepada anggota masyarakat untuk tinggal di rumah sebanyak mungkin, selama setidaknya dua minggu untuk memutus rantai penularan Covid-19. Malaysia sendiri telah mengumumkan penguncian (lockdown) ketat melalui aturan control pergerakan (MCO).

"Mereka yang perlu meninggalkan rumah untuk bekerja atau membeli kebutuhan sehari-hari harus mengikuti prosedur operasi standar Covid-19 untuk melindungi diri mereka sendiri," kata kementerian.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular