
Kontroversi Laut China Selatan, Filipina Melunak ke China?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Luar Negeri Filipina mengungkapkan pihaknya melakukan perbincangan yang 'jujur dan bersahabat' dengan China. Padahal sebelumnya Menteri Luar Negeri Filipina mengecam China.
Beberapa waktu lalu hubungan China dan Filipina memanas. Penyebabnya, kehadiran ratusan kapal China di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina. Pihak Filipina mengatakan kapal-kapal yang melanggar diawaki oleh milisi, sementara Beijing mengatakan mereka adalah kapal penangkap ikan yang berlindung dari cuaca buruk.
"Kedua belah pihak telah bersahabat dan jujur tentang situasi umum dan masalah khusus yang menjadi perhatian di Laut China Selatan," kata Departemen Luar Negeri Filipina seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (22/5/2021).
"Ada pengakuan bersama tentang pentingnya dialog dalam meredakan ketegangan dan memahami posisi dan niat masing-masing negara di kawasan itu," tulis pernyataan itu.
Awal bulan ini Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin menyamakan China dengan orang bodoh karena perilakunya di perairan Laut China Selatan.
"China temanku, seberapa sopan aku bisa mengatakan, coba aku lihat, ...O... KELUAR DARI SINI," tweet Locsin di akun pribadinya.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte, lebih memilih untuk tidak memprovokasi Beijing dan ingin memanfaatkannya untuk pinjaman dan investasi. Serta melarang menterinya berbicara tentang situasi Laut China Selatan di depan umum setelah kemarahan itu.
Juga dibahas dalam dialog hari Jumat kemarin, adalah perselisihan tentang tenggelamnya kapal nelayan Filipina pada Juni 2019 oleh kapal penangkap ikan Tiongkok yang menelantarkan para nelayan Filipina di Laut China Selatan. Kementerian Kehakiman Filipina akan meminta kompensasi bagi para korban.
Terlepas dari ketegangan baru ini, hubungan antara Filipina dan China telah membaik di bawah Duterte, yang menggambarkan putusan arbitrase tahun 2016 di Laut China Selatan yang menguntungkan Filipina.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Makin Panas! Tetangga RI Beri Warning ke China, Ada Apa Lagi?