Milenial Ini Bikin Bangga RI, Bantu Petani Bisa Jadi Tajir

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
21 May 2021 18:00
Pengurus masjid urban farming atau pertanian perkotaan membersihkan dan memanen sayuran dengan sistem hidroponik yang ditanam di lahan terbuka di atas Masjid Jami Baitussalam, Taman Sari, Jakarta, Jumat (19/3/2021). Sayur-sayuran tersebut dirawat oleh pengurus masjid,adapun tanaman yang ditanam berupa cabai, kangkung, jahe merah,anggur dll. Pantauan CNBC Indonesia masjd mempunyai 6 sistem dengan 2000 lubang yang telah ditanam cesim, pakcoy dan kangkung. Menurut Yayan Sofyan (43)
Foto: Urban farming atau pertanian perkotaan. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - 8villages Indonesia yang mewakili delegasi Indonesia di ajang kompetisi internasional World Summit on Information Society (WSIS) Prizes 2021 berhasil meraih predikat sebagai winner project.

Ajang ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh International Telecommunication Union (ITU), yang merupakan organisasi di bawah naungan United Nation (UN) yang bergerak di bidang pengembangan interkoneksi antar negara-negara anggotanya.

Head of Community 8villages Indonesia Rani Mutiara mengungkapkan bahwa proyeknya berfokus pada peningkatan pendapatan petani. Pasalnya, petani kerap kurang mendapat informasi yang seharusnya didapat, baik situasi komoditas hingga perluasan pasar baru. Caranya melalui pengembangan aplikasi bernama petani.

"Kita coba kenalkan teknologi informasi ke petani dimana target kita di wilayah Lombok Timur dan Garut. Mereka masih konvensional banget dalam bercocok tanam dan berbudidaya, kita coba masuk ke sana dan mengenalkan teknologi sehingga output-nya mereka bisa menghasilkan penghasilan dan meningkatkan produktivitas," katanya, Jumat (21/5/21).

Bertajuk Leveraging ICT for Irrigated Agricultural Information, kegiatan ini berlangsung di Lombok Timur dan Garut sejak 2019-2021, berfokus pada pendampingan petani di wilayah jangkauan irigasi (Integrated Participatory Development and Management Irrigation Program (IPDMIP) untuk kemudahan akses informasi teknis dan pemasaran.

"Kita lagi fokus mereplikasi ke beberapa wilayah. Salah satunya keberhasilan tergolong cukup signifikan di wilayah Garut. Dari akses informasi kita kenalkan ke petani untuk mendapatkan akses pasar. Kita sambungkan juga hasil taninya ke end costumer kita," sebut perempuan berusia 33 tahun ini.

Program yang dijalankan bersama dengan berbagai pihak, di antaranya Asian Development Bank (ADB), Mercy Corp Indonesia dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ini telah berhasil menjangkau lebih dari 12.000 petani di Lombok dan 1.200 petani di Kabupaten Garut. Petani yang didampingi adalah kelompok petani cabai, jagung, padi dan petani hortikultura lainnya.

"Kalangan petani memang perlu mendapat akses informasi lebih jelas, bukan hanya berita di media, maka dari itu aplikasi ini yang mungkin kita bangun, makanya coba sentuh ke level petani," katanya.

Keberhasilan Rani dan 8 orang yang terlibat projek membawa kesempatan bagi generasi muda lainnya untuk ikut mendalami sektor pertanian.

"Jadi generasi muda sekarang tetap terus berinovasi, kita lihat pertanian ini target marketnya luas, banyak sekali yang harus dibenahi, bukan hanya akses informasi atau ke pasar tapi yang lainnya, mungkin informasi atau teknologi baru diperlukan," jelasnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cukai Naik Plus Tembakau Impor, Petani akan Ngadu Istana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular