
Beda Hamas & Fatah, 2 Kubu 'Penguasa' Tanah Palestina

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertempuran antara militer Israel dan Palestina keĀ Gaza telah terjadi hampir dua pekan terakhir. Serangan ini telah menewaskan ratusan korban jiwa sipil, perempuan, maupun anak-anak dan balita.
Israel menyebut bahwa serangan ini dilakukan untuk menghalau dan melumpuhkan kekuatan dari partai politik yang menguasai wilayah itu yakni Hamas. Organisasi ini memang tidak dapat dipisahkan dalam konflik antara Palestina dan Israel bersamaan dengan rival politik internalnya, Partai Fatah.
Hamas dan Fatah dalam perjalanannya tidak berjalan beriringan. Hamas merupakan partai politik berhaluan ideologi Islam sementara Fatah memiliki haluan ideologi nasionalis sekuler.
Pada mulanya, Fatah merupakan faksi yang mendominasi politik Palestina, seirama dengan Organisasi Pembebasan Rakyat Palestina atau PLO. Kedua kelompok ini sebenarnya mengakui Israel sebagai negara yang berdaulat.
Hal ini tidak dapat diterima oleh Hamas. Organisasi itu berpandangan bahwa Israel bukanlah negara yang berdaulat, namun merupakan jenis pendudukan baru yang harus diserang eksistensinya.
Perbedaan pandangan antara kedua kubu ini semakin meruncing pada tahun 2004 ketika pemimpin Fatah yang juga Presiden Palestina, Yasser Arafat, wafat. Yasser Arafat merupakan tokoh yang cukup vital dalam mengembangkan paham Fatah yang mau berdamai dengan Israel melalui kesepakatan Oslo.
Wafatnya Yasser merupakan momentum penting bagi Hamas mengingat kekuatan politik rivalnya itu berkurang. Pada pemilu 2006, Hamas memenangkan parlemen Palestina dan merebut kekuasaan Fatah di posisi penting itu. Hal ini membuat figur Hamas, Ismail Haniyeh, terpilih sebagai Perdana Menteri Palestina.
Kemenangan Hamas paling dominan terjadi di wilayah Gaza, yang merupakan pemukiman terpadat di negara itu. Sebelum memenangkan pemilu, Hamas memang banyak membuat kegiatan sosial di wilayah itu seperti pembangunan sekolah dan fasilitas umum lainnya. Fatah, disisi lain, tetap berhasil melanjutkan kekuasaannya di wilayah Tepi Barat.
Setelah Hamas berkuasa, mulai terjadi perang dengan Israel dari tahun 2008, 2009, 2012 dan terakhir 2014. Pada konflik ini, Israel mulai menghujani Gaza dengan meriam. Setiap serangannya, Tel Aviv menyebut bahwa mereka hanya melindungi dirinya dari potensi teror yang ditimbulkan Hamas.
Hingga saat ini Hamas dicap sebagai organisasi teroris di beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), Israel, Uni Eropa, Inggris, dan Jepang. Cap ini makin kuat pada saat terjadi bom bunuh diri yang dilakukan kelompok itu pada 1996 silam yang menewaskan 60 warga Israel.
Sementara itu Jumat (21/5/2021), Hamas dan Israel sendiri melakukan gencatan senjata sementara. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut bahwa hal ini diinisiasi oleh Mesir.
"Dengan suara bulat menerima rekomendasi untuk inisiatif Mesir terkait gencatan senjata tanpa syarat," tegas Israel, dikutip dari AFP.
Sejumlah pemimpin dunia tak terkecuali Presiden AS Joe Biden menyambut langkah baru ini. Ia pun berjanji memberi bantuan. Sayangnya bantuan ke Gaza akan diberikan melalui Fatah, bukan Hamas.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Israel Kembali Serang Gaza Palestina, Ini Kronologinya
