RI Cuan Terus dari Berdagang, Ekonomi Melaju di Jalur Positif

Tirta, CNBC Indonesia
20 May 2021 16:08
Konferens Pers hasil rapat berkala II KSSK Tahun 2021. (Tangkapan layar Youtube Kemenkeu)
Foto: Konferens Pers hasil rapat berkala II KSSK Tahun 2021. (Tangkapan layar Youtube Kemenkeu)

Rasanya jika melihat kinerja ekspor yang ciamik wajar saja jika banyak pihak optimis bahwa perekonomian Indonesia akan segera keluar dari resesi di kuartal kedua tahun ini. Peningkatan harga komoditas membantu menjadi akselerator pemulihan ekonomi RI. 

Tren harga komoditas yang terus melesat di sepanjang tahun membuat banyak pihak meyakini fenomena boom komoditas bakal terjadi lagi. Salah satu yang meyakini adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. 

"Pemulihan beberapa negara besar dalam perekonomian seperti RRT dan Amerika Serikat, serta Eropa akan membuat harga komoditas alami peningkatan sangat kuat. Ini mirip seperti tahun 2009 yang akan memunculkan boom komoditas yang mungkin harus diantisipasi, positif ataupun negatif," jelas Sri Mulyani dalam acara Musrenbangnas secara virtual, Selasa (4/5/2021).

Biasanya saat krisis terjadi demand terhadap komoditas turun. Walhasil harganya pun ikut melemah. Namun saat krisis pemerintah dan bank sentral biasanya mengeluarkan amunisi untuk membalikkan keadaan.

Pemerintah tebar stimulus fiskal sementara bank sentral longgarkan kebijakan moneter yang tak jarang juga makroprudensial. Permintaan pun merangkak naik. Namun biasanya butuh waktu untuk membuat produksi berbagai komoditas bisa memenuhi kenaikan permintaan karena biasanya saat harga turun produsen memangkas output.

Lagipula kebijakan fiskal biasanya diarahkan ke sektor yang memiliki multiplier effect yang besar seperti pembangunan infrastruktur yang selain menyerap banyak tenaga kerja tetapi juga meningkatkan kebutuhan akan suplai komoditas.

Inilah yang terjadi di tahun 2020 paruh kedua hingga saat ini. Berbagai harga komoditas mulai dari migas, tambang, hingga pertanian ikut terkerek naik. Sebagai salah satu negara eksportir komoditas terbesar di dunia kenaikan harga komoditas menjadi salah satu pendorong perekonomian dalam negeri.

Faktor cyclical komoditas juga turut menentukan kinerja perekonomian dalam negeri. Harga-harga komoditas unggulan ekspor dalam negeri yang beterbangan meningkatkan optimisme ekonomi akan semakin bergeliat.

Bagaimanapun juga peningkatan harga komoditas bakal menyebabkan kenaikan nilai ekspor yang pada akhirnya ikut mendongkrak output. Harga komoditas yang meningkat juga membuat pendapatan pajak naik.

Konsumsi dan investasi juga ikut terkena manfaatnya. Saat harga komoditas menguat, daya beli masyarakat setidaknya bisa terdongkrak dan mereka menjadi willing untuk berbelanja dan memutar roda perekonomian.

Namun ingat walaupun sekarang Indonesia menikmati keuntungan dari kenaikan harga komoditas tapi jangan sampai terlena untuk membelanjakannya pada hal-hal yang tidak produktif.

Jangan lupa juga untuk terus melakukan hilirisasi agar perekonomian semakin berkembang dengan adanya nilai tambah dan tak terlalu rentang dengan shock harga komoditas. Ini yang wajib untuk diprioritaskan. Reformasi struktural.

Untuk jangka pendek ekonomi RI bakal ngegas. Setidaknya pada kuartal kedua tahun ini PDB diramal tumbuh di zona positif. Bahkan bisa lebih dari 6% (yoy). Untuk kurun waktu satu tahun penuh 2021, Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi RI bisa tumbuh di kisaran 4,1% - 5,1%. 

Untuk jangka panjang, Indonesia tetap membutuhkan hilirisasi agar lebih maju dan bisa meningkatkan taraf perekonomian Indonesia menjadi negara maju seperti yang digadang-gadang oleh laporan institusi riset dan think tank global. 

(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular