Ada Varian Baru, Cakupan Vaksinasi Covid-19 Harus Diperluas

Rahajeng KH, CNBC Indonesia
11 May 2021 19:40
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin dosis pertama kepada driver Gojek di Kemayoran, Jakarta, Kamis (29/4/2021). Halodoc dan Gojek berkolaborasi hadirkan pos pelayanan Covid-19 melalui metode Drive thru dan melayani 1.500 dosis vaksin setiap harinya untuk memperkuat upaya Kementerian Kesehatan RI dalam mempercepat Vaksinasi Covid-19 di Indonesia.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin dosis pertama kepada driver Gojek di Kemayoran, Jakarta, Kamis (29/4/2021). Halodoc dan Gojek berkolaborasi hadirkan pos pelayanan Covid-19 melalui metode Drive thru dan melayani 1.500 dosis vaksin setiap harinya untuk memperkuat upaya Kementerian Kesehatan RI dalam mempercepat Vaksinasi Covid-19 di Indonesia.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang menjadi penyebab Covid-19 merupakan jenis yang sangat mudah dan sering bermutasi. Mutasi juga dipercepat bila transmisinya terjadi secara mudah dan cepat.

"Sampai saat ini sudah ribuan mutasi ditemukan namun yang menjadi perhatian ada empat varian," ujar Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Prof. Dr Cissy Kartasamita dalam siaran resmi, Selasa (11/05/2021)

Prof. Cissy mengatakan empat tersebut adalah B117 yang ditentukan di Inggris, B1351 yang ditemukan di Afrika Selatan, P.1 di (Brazil), dan B 1617-2 di India. Adanya varian baru tersebut pun menimbulkan kekhawatiran munculnya varian Covid-19 yang bisa menghentikan vaksinasi yang tengah dilakukan.

Dia menegaskan adanya varian baru ini justru menjadi alasan untuk terus dilakukan vaksinasi, bahkan diperluas cakupannya. Pasalnya, vaksinasi tetap bermanfaat untuk membentuk kekebalan tubuh menghadapi Covid-19.

"Justru segera capai cakupan setinggi mungkin persentasenya, bukan menyetop vaksinasi," kata Prof. Cissy.

Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito juga memastikan, sebagian besar mutasi virus Corona tidak mengubah efektivitas vaksin Covid-19 secara signifikan. Untuk itu vaksinasi tidak boleh ditunda sekalipun ada kekhawatiran terhadap varian baru.

"Sebagian besar mutasi (virus Corona) tidak secara material mengubah virulensi atau kemampuan virus untuk menimbulkan penyakit. Begitu juga (tak mengubah) efektivitas vaksin secara signifikan," ujar Wiku.

Dia menjelaskan, mutasi dan varian virus merupakan proses terjadinya kesalahan saat virus memperbanyak diri, sehingga bentuk virus anakan tidak sama dengan virus aslinya atau parental strain. Varian adalah virus yang dihasilkan dari mutasi Corona.

Jika varian pun menunjukkan sifat fisik yang baik, jelas maupun samar, dan berbeda dengan virus aslinya, maka varian dinamakan strain.

"Tujuan virus bermutasi untuk beradaptasi dengan lingkungan. Terkadang virus dapat muncul dan bertahan, tapi juga dapat muncul lalu menghilang. Ini karena tidak mampu menyesuaikan diri di lingkungan," papar Wiku.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kemenkes Imbau Masyarakat Disiplin Prokes dan Vaksin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular