Awas! 3 Bulan Lagi Indonesia Bisa Hadapi Krisis Covid-19

yun, CNBC Indonesia
11 May 2021 17:36
Infografis/Varian Mutasi virus dari inggris, india dan afrika Selatan, Sudah Sampai Indonesia/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/Varian Mutasi virus dari inggris, india dan afrika Selatan, Sudah Sampai Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman memperkirakan Indonesia bisa menghadapi krisis covid-19 dalam kurun waktu 2-3 bulan ke depan.

"Karena dari analisa epicentrum sebelumnya perlu waktu 2-3 bulan, Masalahnya di kita ditambah kita terbatas mendeteksi kasus-kasus di rumah. Kita bisa seperti di India yang terlenakan dengan penurunan kasus," katanya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Selasa (11/5/2021).

Dia menegaskan, jangan terbuai dengan angka okupansi Rumah Sakit yang melandai. sebab, berdasarkan riset, 80% penduduk Indonesia jika sakit akan berdiam diri di rumah. Inilah yang membuat data di lapangan, angka saat ini menunjukkan pertambahan kasus harian cenderung melandai tidak ada lonjakan.

"Ketika sudah melonjak sudah terlambat banget. Sangat bisa seperti India," tegasnya.

Apalagi, sudah setahun lamanya Indonesia berada di pusara pandemi yang belum kunjung usai. Ini menurutnya bisa menjadi bom waktu yang siap meledak.

"Indonesia masih dalam community transmission satu tahun. Dan itu artinya kalau bicara tak bisa menemukan, identifikasi, sumber infeksi. Dan itu artinya ya bahaya. Penularan makin tidak terkendali," jelasnya.

Apalagi, saat ini dengan test positivity rate Indonesia di atas 10% yang artinya pandemi tidak terkendali. Jika dianalogikan, pandemi di Indonesia seperti badai yang siapa saja bisa terimbas.

"Tidak aneh, kalau orang di tes, pemudik, orang jalan di mall random dilakukan tes, itu ngga usah kaget kalau hasilnya mayoritas positif karena sudah di mana-mana," ujarnya.

Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang menurutnya harus dilakukan pemerintah dalam melakukan penguatan respon Covid-19 pasca larangan mudik. Diantaranya respon cepat, kuat dan terukur. Penguatan surveilans hingga program deteksi kasus.

"Kemudian penguatan sistem rujukan, layanan faskes, akselerasi vaksinasi terhadap kelompok lansia, literasi kenormalan baru hingga penyiapan opsi PSBB Jawa bali dan luar Jawa terpilih," pungkasnya.


(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular