
Ganti yang Roboh, PLN Bakal Bangun 2 Tower Permanen di NTT

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) bakal membangun 2-3 tower permanen di Nusa Tenggara Timur (NTT), menggantikan tower yang sebelumnya roboh dan miring di NTT akibat Badai Siklon Tropis Seroja pada awal April lalu.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN Syamsul Huda mengatakan saat ini sedang dilakukan perencanaan setelah sebelumnya tim melakukan survey.
"Survey mengenai kondisi tanah, jangan di tanah yang labil, lalu kami perhitungkan dengan konstruksinya," paparnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (10/05/2021).
Dengan dibangunnya menara permanen ini, maka akan berdiri tower yang kokoh dan tidak roboh diterjang angin. Waktu yang dibutuhkan untuk membangun tower ini menurutnya sekitar tiga bulan.
"Tiga bulan sudah terbangun yang permanen, butuh dukungan semua pihak sehingga bisa segera terbangun, nggak diliputi rasa cemas karena masih emergency," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, tower yang benar-benar roboh akibat badai menurutnya hanya satu yaitu T19. Sementara di T20 hanya miring, tapi tidak bisa dipakai. Dengan demikian, total ada dua tower yang tidak bisa dipakai. Dua tower tersebut untuk sementara waktu digantikan dengan menara darurat (emergency tower) yang dibangun di antara dua tower tersebut.
"Setidaknya kami harus bangun tower yang roboh dan miring tadi, minimal ada dua, mudah-mudahan dua sudah cukup. Kenapa saya terkesan belum pastikan jumlah, karena tergantung dari hasil survey," jelasnya.
Sebagai informasi, kondisi kelistrikan di NTT per 10 Mei 2021 pukul 12.00 WITA atau 35 hari setelah bencana tersebut sudah 100% nyala.
"Syukur pada Minggu 9 Mei malam hari gardu distribusi sudah bisa dinyalakan, sehingga pada hari ini Senin, 10 Mei 2021 jam 12.00 WITA seluruh sistem kelistrikan menyala 100%," ujarnya.
Secara rinci akibat bencana ini ada 4002 gardu distribusi terdampak, total pelanggan sebanyak 635.979 terdampak, dan 1.759 desa terdampak badai. Saat ini semuanya telah pulih.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Minggu Usai Bencana, 3% Warga NTT Masih Gelap Gulita