
Indonesia Mau 'Lulus' Resesi! Nggak Percaya, Lihat Data Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada kuartal I-2021, ekonomi Indonesia masih terjebak di 'jurang' resesi. Namun pada kuartal II-2021, kemungkinan besar resesi itu bakal pergi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia pada tiga bulan pertama tumbuh -0,74% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Pertumbuhan negatif alias kontraksi ini sudah terjadi selama empat kuartal beruntun. Padahal kontraksi ekonomi dua kuartal berturut-turut saja sudah masuk definisi resesi.
Namun pagi ini, Bank Indonesia (BI) membawa kabar gembira. Setelah setahun 'tiarap', akhirnya konsumen Indonesia kembali percaya diri dalam memandang perekonomian.
Hal ini tercermin dalam Survei Konsumen edisi April 2021 di mana Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di 101,5. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 93,4.
IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Kalau sudah di atas 100, maka artinya berada di zona optimistis, konsumen pede dalam memandang prospek perekonomian saat ini hingga enam bulan ke depan.
IKK adalah salah satu indikator mula (leading indicator) yang berguna untuk 'menerawang' arah perekonomian ke depan. Jadi saat IKK positif, maka kemungkinan prospek ekonomi ke depan bakal cerah.
"IKK April 2021 merupakan angka optimistis pertama sejak April 2020. Keyakinan konsumen terpantau membaik pada seluruh kategori tingkat pengeluaran responden, tingkat pendidikan, dan kelompok usia responden. Secara spasial, keyakinan konsumen membaik di seluruh kota yang disurvei (18 kota), tertinggi di kota Padang, diikuti oleh Bandung dan Pangkal Pinang," sebut keterangan tertulis BI, Senin (10/5/2021).
Halaman Selanjutnya --> Konsumen Tampak Kian Pede
Peningkatan optimisme konsumen pada April 2021 didorong oleh membaiknya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan yaitu terhadap aspek ketersediaan lapangan kerja, ekspansi kegiatan usaha yang meningkat, dan penghasilan yang meningkat pada enam bulan yang akan datang. Sementara itu, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau membaik, didorong oleh perbaikan persepsi terhadap ketersediaan lapangan kerja, penghasilan, dan ketepatan waktu pembelian barang tahan lama.
IKK terdiri dari dua sub-indeks utama yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). IKE pada April 2021 berada di 80,3. Masih pesimistis, tetapi jauh membaik ketimbang bulan sebelumnya yaitu 72,6.
IKE dibagi lagi menjadi tiga bagian yakni Indeks Penghasilan Saat ini, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja, dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama. Ketiganya membukukan kenaikan, paling tajam terjadi di Indeks Penghasilan Saat ini yang mencapai 10,2 poin.
"Pada April 2021, persepsi konsumen terhadap penghasilan saat ini dibandingkan enam bulan sebelumnya menguat. Hal tersebut ditengarai terjadi karena adanya pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) untuk para pekerja dan peningkatan omset usaha yang terjadi pada periode Ramadan dan jelang Idulfitri, yang berdampak pada perbaikan penghasilan masyarakat," lanjut laporan BI.
Sementara IEK pada April 2021 berada di 122,6, tertinggi sejak Desember 2020. Seperti halnya IKE, seluruh komponen pembentuk IEK juga naik di mana yang tertinggi dialami oleh Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha yang melonjak 12,2 poin.
Rasa optimisme ini kemudian menjalar ke peningkatan porsi penghasilan yang dipakai untuk konsumsi atawa belanja. Pada April 2021, rata-rata porsi penghasilan untu konsumsi (prospensity to consume) adalah 75,5%. Ini adalah yang tertinggi setidaknya sejak 2012. Seiring peningkatan konsumsi, alokasi untuk ditabung atau membayar cicilan atau utang pun berkurang.
Ingat, konsumsi adalah tulang punggung pertumbuhan ekonomi Tanah Air. Sumbangsih konsumsi rumah tangga dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai lebih dari 50%.
Data IKK yang dirilis hari ini memberi gambaran bahwa konsumsi rumah tangga sudah semakin kuat dan bisa diharapkan menyokong pertumbuhan ekonomi. Dalam konsumsi yang sehat, terdapat pertumbuhan ekonomi yang kuat.
So, sudah siap mengucapkan selamat tinggal kepada resesi?
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keyakinan Konsumsen RI Membaik, Tapi Belum Yakin Betul Sih...
