Proyek Ini Bakal Rampung, Jakarta Bebas Banjir Tahun Depan?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
06 May 2021 10:45
Banjir rendam mobil di Kemang (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Banjir rendam mobil di Kemang (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setiap tahunnya wilayah ibu kota pasti mengalami bencana banjir, terlihat dari dua tahun terakhir persis setelah berganti tahun. Kerugian ekonomi tak bisa dihindarkan yang mencapai angka miliaran hingga triliunan.

Kabar baiknya, proyek anti banjir mulai selesai pada pertengahan tahun ini dan diharapkan ampuh untuk mengatasi banjir di ibu kota.

Percepatan proyek dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian ATR/BPN, juga Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) supaya Jakarta tidak tergenang.

Bendungan Sukamahi

Bendungan Sukamahi memiliki fungsi utama pengendali banjir sampai ke Jakarta dengan konsep bendungan kering/dry dam. Sehingga pada awal musim hujan, elevasi muka air waduk diatur berada pada level yang rendah/kosong. Ketika saat terjadi hujan dengan debit air tinggi dapat langsung diteruskan ke hilir.

Bendungan anti banjir ini memiliki volume tampung sebesar 1,68 juta meter kubik dan luas area genangan 5,23 hektar. Dibangun dengan nilai kontrak Rp 447,39 miliar dibangun oleh PT Wijaya Karya - Basuki KSO. Saat ini progres fisik bendungan mencapai 74,12% ditarget rampung pada Juli 2021.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono menjelaskan bendungan ini tidak hanya diharapkan menjadi pengendali Ibu Kota Jakarta, tapi juga akan dibangun tempat ecowisata kawasan puncak Bogor.

"Ada pengembangan ecowisata di bendungan ini memanfaatkan potensi sumber daya alam dan mengedepankan perlindungan ekosistem," jelas Basuki dalam keterangan resmi, (5/5/2021).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Bendungan Ciawi maupun Sukamahi dibangun sebagai bagian dari rencana induk pengendalian banjir Ibu Kota Jakarta.

"Tapi kita sudah lihat dua bendungan itu akan terus kita dorong selesai di bulan Juli tahun 2021," kata Luhut. Dia menegaskan penanganan banjir di ibu kota diperlukan Kerjasama yanh baik antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan optimis konstruksi bendungan Ciawi dapat rampung pada Juli 2021 ini. Melihat pembebasan lahan saat ini sudah selesai,sehingga konstruksi bisa dilakukan dalam waktu dekat.

Tapi bukan tanpa tantangan, pembangunan bendungan Ciawi adalah cuaca, terutama hujan mash sering terjadi sepanjang tahun.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko dalam laporannya mengatakan, pembangunan Bendungan Ciawi merupakan bagian dari rencana induk (masterplan) Pengendalian Banjir Jakarta.

"Bendungan Ciawi dan Sukamahi sebagai bendungan kering akan mengatur mengalirnya debit air di hulu Sungai Ciliwung sebelum ke Bendung Katulampa dan terus ke Jakarta. Dari titik ini diharapkan dapat mengurangi debit banjir hingga 24%," tuturnya.

Progres konstruksi Bendungan Ciawi saat ini sudah sebesar 71% dan pembebasan lahan 96%. Kontrak pekerjaan Bendungan Ciawi ditandatangani pada 23 November 2016 dengan kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya dan PT. Sacna.

Pembangunannya telah mulai pada 2 Desember 2016. Pengadaan lahan kedua bendungan dilakukan dengan skema dana talangan dimana kontraktor membiayai terlebih dahulu dan nantinya akan dibayarkan melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).

Bendungan Ciawi direncanakan memiliki volume tampung 6.05 juta meter kubik dan luas genangan 39.40 hektar dengan biaya pembangunan sebesar Rp 798,7 miliar. Bendungan ini didesain untuk mengurangi debit banjir yang masuk ke Jakarta .

Dengan menahan aliran air dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango, sebelum sampai ke Bendung Katulampa yang kemudian mengalir ke Sungai Ciliwung. Rampungnya pembangunan Bendungan Ciawi akan mereduksi banjir sebesar 111,75 meter kubik per detik.

Selain membangun bendungan pemerintah juga berencana mengurangi banjir Jakarta dengan menyelesaikan pembangunan stasiun pompa Ancol - Sentiong di Jalan RE Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Rumah pompa yang berada di hilir kali Sentiong.

Proyek ini juga merupakan bagian dari rencana induk pengendalian banjir Jakarta. Ditarget sesuai kontrak akan rampung pada 2022.

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja mengatakan penanganan banjir Jakarta dikerjakan secara komprehensif dari hulu hingga hilir.

"Di hulu terdapat dua bendung kering Ciawi dan Sukamahi Insya Allah selesai akhir tahun 2021," jelas Endra, Selasa (4/5/2021).

Pada pagian tengah Endra menjelaskan sudah melakukan normalisasi kali Ciliwung sepanjang 33 kilometer yang saat ini sudah selesai 16 kilometer. Direncanakan tahun 2021 bertambah 1,6 kilometer.

Sementara di hilir ada pembangunan Stasiun pompa Ancol - Sentiong untuk mengurangi risiko banjir yang kerap menggenangi 3 kecamatan di Jakarta. Kecamatan Tanjung Priok, Pademangan, dan Kemayoran. Metode pengendalian banjir Pompa Sentiong dilakukan dengan memompa air Kali Sentiong ketika elevasinya tinggi dan mengalirkannya kembali ke Teluk Jakarta.

"Ini kan daerah rendah, jadi kalau air di Teluk Jakarta itu tinggi masih bisa kita pompa. Dengan adanya pompa ini kita masih bisa dorong air ke laut sehingga tidak tersumbat di tengah," ujar Endra.

Pompa air ini juga akan menjaga Jakarta dari Banjir rob akibat pasang air laut. Melihat ketinggian tanah di Jakarta Utara rendah dari permukaan air laut.

Pembangunan Stasiun Pompa Ancol- Sentiong dikerjakan oleh kontraktor PT. Wika (Wijaya Karya) - Jaya Konstruksi KSO senilai Rp 437,6 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) - Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tahun 2020 - 2020. Saat ini progres pekerjaannya baru mencapai 3,9 %, diharapkan akan rampung pada 14 Oktober 2022.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular