Mobil Listrik Berkembang, Masih Perlukah Biofuel?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
04 May 2021 20:17
Menteri ESDM Ignasius Jonan melepas road test B30 di gedung KESDM, Jakarta, Kamis (13/6). B30 akan menggantikan pemakaian BBM impor sebesar 55 juta barel. B30 akan menggantikan pemakaian BBM impor sebesar 55 juta barel. Menteri ESDM Ignasius Jonan didampingi Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, me-launching Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30 (campuran biodiesel 30% pada bahan bakar solar) pada kendaraan bermesin diesel. Launching Road Test B30 ditandai dengan pelepasan keberangkatan 3 unit truk dan 8 unit kendaraan penumpang berbahan bakar B30 yang masing-masing akan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Launching Bahan Bakar B 30 (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memiliki target tidak lagi impor Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 2030 mendatang. Salah satu upaya untuk menekan impor BBM adalah dengan mendorong pemanfaatan kendaraan listrik.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan pekerjaan rumah pemerintah saat ini adalah menekan impor BBM, khususnya jenis bensin. Tidak hanya melalui penggunaan kendaraan listrik, upaya menekan bensin juga dapat dilakukan melalui pemanfaatan biofuel.

"Pekerjaan rumah kita mengurangi impor BBM jenis bensin. Pemerintah nggak hanya andalkan biofuel dan green fuel, tapi juga mobil listrik untuk kurangi impor," paparnya dalam diskusi daring, Selasa (04/05/2021).

Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengatakan, penyerapan biodiesel atau Fatty Acid Methyl Esters (FAME) sebesar 8,4 juta kilo liter (kl) per tahun.

Dia mengatakan, saat ini grand strategi energi nasional sudah ada dan dilakukan sejumlah penyesuaian, khususnya untuk target biodiesel. Dia menyebut, ada penurunan target biofuel sekitar 15% dari Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) karena memasukkan intervensi seperti mobil listrik.

"Kenapa ini terjadi, karena kita masukkan intervensi seperti mobil listrik. Biofuel nggak hanya biodiesel, tapi juga bio-bio lainnya," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pemanfaatan biodiesel pada 2025 diperkirakan tidak ada kenaikan signifikan, yakni hanya sekitar 9,6 juta kl dari perkiraan tahun 2021 ini sebesar 9,2 juta kl.

"Sekarang pekerjaan rumah kita adalah bensin karena masih impor. Kalau mau kejar ketahanan dan kemandirian energi, pengganti dari bensin harus bisa diproduksi sampai 15 juta kl karena konsumsi bensin 30 juta kl," jelasnya.

Upaya menekan impor bensin ini menurutnya cukup besar. Berganti dari mobil berbahan bakar bensin ke mobil listrik menjadi upaya yang juga harus dilakukan.

"Dan saat ini yang jadi target mobil listrik adalah pengguna bensin, bukan solar. Apakah tahun-tahun ke depan masih ada peluang biodiesel? peluang masih cukup besar meski sudah lakukan kombinasi dengan tekno lain," paparnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak! Sederet Tantangan RI Dorong Biofuel Berkelanjutan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular