Hotel & Transportasi Mulai Gairah, Bye Bye Berdarah-Darah?

Tirta, CNBC Indonesia
03 May 2021 17:28
Sejumlah mobil travel gelap terparkir di Lapangan Presisi Dit Lantas PMJ, Jakarta usai diamankan oleh petugas Kepolisian, Kamis (29/4/2021). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Sejumlah mobil travel gelap terparkir di Lapangan Presisi Dit Lantas PMJ, Jakarta usai diamankan oleh petugas Kepolisian, Kamis (29/4/2021). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Lebaran tahun 2021 yang seharusnya jadi momentum untuk sektor transportasi dan pariwisata bergeliat harus kembali tersendat. Pemerintah memutuskan untuk memperketat kebijakan mudik tahun ini. 

Walaupun diperketat, tetapi masih ada kemungkinan sektor transportasi dan perhotelan bergeliat di bulan April dan Mei. Apabila berkaca pada momentum lebaran tahun lalu dan juga libur panjang Maulid Nabi bulan ke-10 tahun lalu terjadi eksodus dari ibu kota ke daerah. 

Memang jumlahnya tidak banyak, tetapi dengan jumlah tersebut cukup untuk menggeliatkan sektor transportasi. Namun di sisi lain juga bisa menimbulkan risiko penularan Covid-19 yang semakin meluas. 

Dengan adanya pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) dan vaksinasi ada peluang masyarakat memanfaatkan momentum ini untuk mudik. Ada harapan bahwa penumpang pesawat, kereta api dan kapal laut kembali meningkat. Begitupun dengan TPK.

Namun jika hal tersebut terjadi, maka risiko penularan dan perluasan wabah akan semakin tinggi. Lagipula vaksinasi walaupun mampu melindungi diri dari infeksi Covid-19 tetapi tidak berarti perlindungannya mutlak 100% karena mustahil mendapatkan vaksin dengan efektivitas yang begitu tinggi.

Dalam menangani hal ini pemerintah jelas harus memastikan bahwa kebijakan yang diambil nantinya tidak kontradiktif dan konsisten.

Jangan sampai kejadian seperti tahun lalu terulang kembali di mana kebijakan antar lembaga terutama Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perhubungan berbeda di tambah dengan istilah baru mudik yang semakin membingungkan masyarakat.

Prioritas utama sekarang adalah bisa meminimalkan risiko penularan dan perluasan Covid-19 ke daerah benar-benar. Untuk itu pemerintah harus kembali giat menggenjot 3T (test, trace & treatment), di saat yang bersamaan membangun komunikasi publik yang efektif harus terus ditingkatkan. 

Bagaimanapun juga di saat-saat seperti ini sektor pariwisata hanya bisa mengandalkan turis lokal. Namun jumlah turis lokal yang berwisata juga sangat tergantung pada kebijakan. Selagi Covid-19 beserta mutan-nya masih menjadi isu global maka jangan harap kunjungan wisman bisa pulih langsung tahun ini. Sulit.

(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular