Hotel & Transportasi Mulai Gairah, Bye Bye Berdarah-Darah?

Tirta, CNBC Indonesia
03 May 2021 17:28
Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Foto: Taman Mini Indonesia Indah (TMII). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor transportasi dan pariwisata menunjukkan adanya perbaikan di bulan Maret dibanding bulan sebelumnya. Setidaknya itulah yang tercermin dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang baru dirilis.

Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) naik 14,5% (mom) pada Maret menjadi 132,6 ribu kunjungan. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu kunjungan wisman masih drop 72,7% (yoy).

Sepanjang kuartal pertama tahun 2021 ini kunjungan wisman ambles 85,5% menjadi 385,6 ribu kunjungan. Padahal kuartal satu tahun lalu total kunjungan wisman masih mencapai 2,65 juta.

Sebanyak 80% dari total wisman yang masuk ke Tanah Air berasal dari Malaysia dan Timor Leste yang langsung berbatasan darat dengan Indonesia. Ini juga menjelaskan mengapa mayoritas pelancong datang menggunakan jalur darat (59%) dan disusul jalur laut (31%).

Pada bulan Maret juga terjadi peningkatan penumpang pesawat terbang. Ada 2,64 juta penumpang pesawat terbang domestik yang tercatat bulan Maret. Angkanya naik 38,7% (mom) dibanding bulan Februari. Namun masih drop 42,3% (yoy). Jika dihitung sepanjang kuartal satu penurunannya juga masih 58,7%.

Penumpang penerbangan internasional juga naik doubel digit pada Maret dibanding bulan sebelumnya. Setidaknya ada 40 ribu penumpang penerbangan internasional pada Maret atau naik hampir 25%.

Namun nasib penerbangan internasional jauh lebih apes dari penerbangan domestik. Jika dilihat sepanjang kuartal satu jumlah penumpang penerbangan internasional masih ambles lebih dari 95%.

Hal ini disebabkan oleh adanya larangan kunjungan dari warga negara asing ke Indonesia maupun imbauan untuk tak bepergian terlebih dahulu di tengah tingginya laporan kasus mutasi baru virus Corona.

Beralih ke jalur darat, penumpang kereta api juga naik hampir 24% di bulan Maret. BPS mencatat ada 14,28 juta orang yang bepergian menggunakan kereta api. Namun angkanya drop 39% dibanding bulan yang sama tahun lalu dan di kuartal I juga drop lebih dari 50%.

Sementara itu untuk jalur laut, peningkatan secara bulanannya terbilang yang paling rendah. Jumlah penumpang kapal laut hanya naik 6,6% (mom) di bulan Maret. Sepanjang kuartal pertama jumlah penumpang juga 39% lebih rendah dibanding kuartal satu tahun 2020.

Jika diamati dengan seksama sebenarnya yang lebih berkontribusi terhadap perbaikan sektor transportasi adalah masyarakat atau pelancong domestik mengingat wisatawan asing pada kondisi normal lebih banyak menggunakan maskapai penerbangan.

Vaksinasi Covid-19 yang semakin gencar memberikan optimisme bagi masyarakat untuk lebih berani bepergian. Setidaknya lebih dari 12 juta orang sudah mendapatkan suntikan pertama vaksin Covid-19 hingga akhir April. Sementara mereka yang sudah dua kali suntuk jumlahnya masih 7 juta orang.

Keberanian untuk mulai bepergian juga terlihat dari indikator berupa tingkat penghunian kamar di hotel berbintang yang juga naik. Untuk pertama kalinya di tahun ini angka TPK meningkat dibanding bulan sebelumnya dan bahkan lebih tinggi dibanding tahun lalu saat awal pandemi Covid-19 melanda. 

Lebaran tahun 2021 yang seharusnya jadi momentum untuk sektor transportasi dan pariwisata bergeliat harus kembali tersendat. Pemerintah memutuskan untuk memperketat kebijakan mudik tahun ini. 

Walaupun diperketat, tetapi masih ada kemungkinan sektor transportasi dan perhotelan bergeliat di bulan April dan Mei. Apabila berkaca pada momentum lebaran tahun lalu dan juga libur panjang Maulid Nabi bulan ke-10 tahun lalu terjadi eksodus dari ibu kota ke daerah. 

Memang jumlahnya tidak banyak, tetapi dengan jumlah tersebut cukup untuk menggeliatkan sektor transportasi. Namun di sisi lain juga bisa menimbulkan risiko penularan Covid-19 yang semakin meluas. 

Dengan adanya pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) dan vaksinasi ada peluang masyarakat memanfaatkan momentum ini untuk mudik. Ada harapan bahwa penumpang pesawat, kereta api dan kapal laut kembali meningkat. Begitupun dengan TPK.

Namun jika hal tersebut terjadi, maka risiko penularan dan perluasan wabah akan semakin tinggi. Lagipula vaksinasi walaupun mampu melindungi diri dari infeksi Covid-19 tetapi tidak berarti perlindungannya mutlak 100% karena mustahil mendapatkan vaksin dengan efektivitas yang begitu tinggi.

Dalam menangani hal ini pemerintah jelas harus memastikan bahwa kebijakan yang diambil nantinya tidak kontradiktif dan konsisten.

Jangan sampai kejadian seperti tahun lalu terulang kembali di mana kebijakan antar lembaga terutama Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perhubungan berbeda di tambah dengan istilah baru mudik yang semakin membingungkan masyarakat.

Prioritas utama sekarang adalah bisa meminimalkan risiko penularan dan perluasan Covid-19 ke daerah benar-benar. Untuk itu pemerintah harus kembali giat menggenjot 3T (test, trace & treatment), di saat yang bersamaan membangun komunikasi publik yang efektif harus terus ditingkatkan. 

Bagaimanapun juga di saat-saat seperti ini sektor pariwisata hanya bisa mengandalkan turis lokal. Namun jumlah turis lokal yang berwisata juga sangat tergantung pada kebijakan. Selagi Covid-19 beserta mutan-nya masih menjadi isu global maka jangan harap kunjungan wisman bisa pulih langsung tahun ini. Sulit.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular