PMI Sudah, Rupiah Tunggu Data Inflasi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 May 2021 09:10
Jelang Bulan Ramdhan, Permintaan Kurma Meningkat
Foto: Pedagang kurma menata barang dagangannya di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat (3/5/2019). Menjelang bulan Ramadan, permintaan buah kurma meningkat dua kali lipat dibanding hari biasa. Harga kurma yang dijual bervariasi tergantung jenis dari Rp 30.000 hingga Rp. 300.000. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Nah, sekarang pelaku pasar menunggu rilis data kedua yaitu inflasi periode April 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkannya pada pukul 11:00 WIB.

Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pada April 2021 terjadi inflasi 0,165% pada April 2021 dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Sementara inflasi tahunan (year-on-year/yoy) diperkirakan 1,45% dan inflasi inti tahunan 1,16%.

Dibandingkan Maret 2021, laju inflasi memang terakselerasi. Kala itu, inflasi bulanan adalah 0,08% mtm dan 1,37% yoy.

Namun perlu diingat bahwa bulan lalu bertepatan dengan Ramadan yang secara historis menjadi puncak konsumsi masyarakat. Selama periode 2010-2020, rata-rata inflasi bulanan saat Ramadan ada di 0,95%, nyaris 1%.

Sejak tahun lalu, inflasi Ramadan jauh dari rerata tersebut. Pandemi virus corona yang diatasi dengan kebijakan pembatasan sosial (social distancing) membuat permintaan menyusut sehingga tekanan inflasi sangat minim.

Minimnya permintaan tercermin di inflasi inti. Pada Maret 2021, inflasi inti adalah 1,37% yoy dan sebulan kemudian diperkirakan melambat ke 1,16%.

inflasi inti adalah 'keranjang' berisi barang dan jasa yang harganya persisten, susah naik-turun. Jadi saat laju inflasi kelompok ini melambat, artinya dunia usaha berpikir ribuan kali untuk menaikkan harga karena minimnya permintaan. Bagaimanapun, ini bukan cerminan ekonomi yang sedang 'sehat'.

"Pemerintah sedang gencar-gencarnya melakukan vaksinasi. Kita lihat memang pada triwulan I dan II meskipun terjadi vaksinasi tentu ada pembatasan mobilitas manusia. Itu yang menybabkan tingkat kenaikan konsumsi tidak setinggi yang kami perkirakan," jelas Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI).

Oleh karena itu, data inflasi bisa menjadi risiko bagi pasar hari ini. Data ini seakan menjadi penegas bahwa meski sudah ada perbaikan, tetapi perekonomian Tanah Air masih 'terpincang-pincang'.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular