
Kerumunan Tanah Abang Malapetaka Baru, RI Bisa Seperti India?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pusat Grosir Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat terlihat berbeda dari biasanya, Minggu (2/5). Pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara itu ramai diserbu pengunjung menjelang Lebaran.
Pengunjung tampak sibuk berbelanja sambil berdesak-desakan untuk melengkapi kebutuhan Idul Fitri. Hal ini tentu jauh dari anjuran pemerintah untuk menjaga jarak guna mengurangi laju kasus Covid-19.
Epidemiolog UI, Pandu Riono menyebutkan bahwa hal ini bukan hanya terjadi di Pasar Tanah Abang saja tapi hampir semua pusat perbelanjaan. Namun tentunya perlu kesadaran pemerintah dan masyarakat untuk tetap menerapkan 3 M.
"Hampir semua pusat perbelanjaan alami peningkatan aktivitas dan ini hari Minggu jadi semua pergi sekaligus ngabuburit. Menurut saya masyarakat dan pemerintah supaya meningkatkan kewaspadaan menerapkan 3 M kalau kerumunan enggak bisa dihindari tapi dibatasi," ujar Pandu kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (3/5/2021).
Dia menuturkan bahwa pemerintah dan pengelola pasar bisa bersinergi untuk mengatur jam operasional dan kunjungan pelanggan. Ini untuk mengurangi risiko penyebaran Covid-19.
Dia mengimbau untuk pendisiplinan masyarakat untuk taat aturan 3M jangan sampai diabaikan. Misal, membatasi pelanggan dan waktu yang berbelanja.
Para pemilik toko pun juga harus waspada dan memberi motivasi kepada pelanggan.
Sehingga siapapun yang tidak memakai masker tidak bisa masuk atau membeli dan mereka yang memakai masker bisa mendapatkan diskon.
"Jadi harus ada motivasi enggak ada toleransi bagi tidak memakai masker. Ini sama-sama mendorong, mengajak pengelola pasar dan toko. Mereka semua diizinkan berjualan jadi mereka dapat untung tapi pembeli juga tetap terjaga dari terpapar Corona," katanya.
Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Dr. Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan kerumunan seperti itu dapat memicu kasus besar seperti yang terjadi di India saat ini.
"Indonesia punya potensi (sama seperti India). Kalau Pemerintah Indonesia, baik pusat dan daerah, begini terus, tidak meningkatkan tes, kontak tracing, dan tidak memberlakukan vaksinasi kepada seluruh masyarakat, ya ini tinggal masalah waktu. Suatu saat 'bom'-nya bakal meledak. Tapi ya saya tidak berharap tidak separah India, tapi Indonesia punya potensi yang sama," katanya.
Halaman Selanjutnya >> Ternyata Ini Pemicunya
Pasar Tanah Abang makin ramai dikunjungi masyarakat bahkan terjadi kerumunan besar. Sejak Sabtu (1/5/2021) hingga Minggu (2/5/2021) hari ini, pasar yang berada di Jakarta Pusat tersebut diserbu pengunjung jelang Lebaran.
Meski sebagian besar mengenakan masker, para pengunjung terpantau rela berbelanja sambil berdesak-desakan tanpa jaga jarak di Blok A, Blok B, dan Blok F. Mereka tidak memperdulikan aturan jaga jarak meski pandemi masih bergejolak.
Ketua Koperasi Pedagang Pasar Tanah Abang, Yasril Umar, mengatakan membeludaknya pengunjung di Pasar Tanah Abang karena dipicu beberapa hal, salah satunya aturan kebijakan larangan mudik oleh Pemerintah.
"(Kerumunan di Pasar Tanah Abang hari ini) lebih terkait dengan kebijakan larangan mudik 6 Mei besok," kata Yasril kepada CNBC Indonesia pada Minggu sore (2/5).
"Masyarakat biasanya hanya punya waktu libur Sabtu dan Minggu, apalagi mereka mau buru-buru mudik sebelum tanggal 6 Mei ini, jadi waktu mereka untuk berbelanja ya Sabtu-Minggu ini," lanjutnya. "Apalagi kemarin orang abis gajian dan dapat THR kan," katanya.
Pengunjung yang datang untuk berbelanja, menurut Yasril, adalah mereka yang belanja untuk digunakan sendiri. "(Ini) bukan pedagang grosir yang belanja. Kalau pedagang grosir pun mungkin dia belanja pagi terus buru-buru pulang lagi ke pasar mereka," katanya.
Membeludaknya pengunjung di Pasar Tanah Abang juga berimbas pada tempat parkir di sana. Yasril menuturkan jika pada akhir pekan ini tempat parkir penuh hingga lantai 9.
"Sebelum Sabtu-Minggu saya masuk ke pasar itu biasa jam 8 pagi parkiran baru sampai lantai 7 dan belum penuh. Sekarang penuh hingga ke lantai 9," ujarnya.
Namun, Yasril mengatakan, minggu depan Pasar Tanah Abang tidak akan seramai seperti pekan ini, sebab sudah mulai ada pergerakan mudik, bahkan dari para pedagang di pasar tersebut.
"Kalau saya perhatikan hari ini mulai terjadi pergerakan mudik yang besar dari pedagang karena mereka takut nggak bisa sampai kampung sebelum tanggal 6. Saya dengar dari kawan-kawan (pedagang) juga besok mulai tutup toko untuk siap-siap mudik. Kemungkinan Senin besok mulai terjadi penurunan sih," katanya.
"Seandainya tidak ada larangan mudik, masyarakat juga akan santai saja kalau belanja di Tanah Abang. Bisa besok-besok belanjanya. Tapi ya sekarang karena momentum saja, jadinya ramai," tukas Yasril.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Teriakan Kerumunan Tanah Abang: Jangan Sampai Seperti India!