
Epidemiolog: Kondisi Corona di RI Sebenarnya Menyeramkan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Epidemiolog mengingatkan bahwa kondisi kasus corona di Indonesia dalam kondisi sebenarnya lebih menyeramkan dari data-data di atas kertas. Apalagi belakangan dengan data di atas kertas seolah corona mulai jinak, mendorong warga mulai abai dengan protokol kesehatan.
Contoh baru-baru ini, pengunjung Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat membeludak sejak Sabtu (1/5/2021) hingga Minggu (2/5/2021) hari ini. Meski sebagian besar mengenakan masker, pengunjung rela berdesak-desakan tanpa mempedulikan aturan jaga jarak.
Melihat hal ini, Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Dr. Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia menjadi mengkhawatirkan.
"Sebenarnya kondisi di Indonesia ini menyeramkan. Jadi jangan dianggap laporan jumlah kasusnya turun, berarti memang sudah berkurang yang terpapar. Tidak seperti ini. Di kerumunan manapun, resiko paparan Covid-19 sudah pasti akan meningkat," kata Tri dalam panggilan telepon dengan CNBC Indonesia pada Minggu sore, (2/5).
Menurutnya, kerumunan yang terjadi di Pasar Tanah Abang merupakan efek dari kasus infeksi corona dan pasien Covid-19 di rumah sakit yang seolah-olah menurun.
"Itu propaganda dari pemerintah yang meningkatkan orang untuk beraktivitas seenaknya. Akibatnya bisa terjadi kerumunan dan penularan yang banyak seperti India," lanjutnya,
Tri memaparkan jika dalam kondisi pandemi seperti ini, pemerintah harus bertanggung jawab berdasarkan undang-undang.
"Seharusnya pemerintah melakukan social distancing sedang, tidak ada tawar-menawar. Tetapi yang dilakukan sekarang PPKM atau social distancing ringan. Menurut saya, yang seperti ini tidak bisa menurunkan penularan Covid-19 saat ini," paparnya.
Jika hal ini terus terjadi, kata Tri, Indonesia bisa saja bernasib sama seperti India, yang kasus infeksi dan kematiannya membludak akibat tidak mematuhi protokol kesehatan.
"Kalau Pemerintah Indonesia, baik pusat dan daerah, begini terus, tidak meningkatkan tes, kontak tracing, dan tidak memberlakukan vaksinasi kepada seluruh masyarakat, ya ini tinggal masalah waktu. Suatu saat 'bom'-nya bakal meledak. Tapi ya saya tidak berharap tidak separah India, tapi Indonesia punya potensi yang sama," katanya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Apa Kabar Corona di Indonesia? Cek Data Terbaru di Sini