Crazy Rich Tempo Dulu, Orang Ini Penguasa Tanah Abang & Senen

Jakarta, CNBC Indonesia - Dahulu kala, daerah Gambir Jakarta Pusat adalah daerah pinggiran juga ketika pusat kota Batavia masih di Kota Tua. Daerah sekitar Gambir seperti Tanah Abang dan Senen kala itu masih menjadi milik dari para tuan tanah partikelir.
Tanah Abang dan Senen tak terpisahkan dari sosok Justinus Vinck yang merupakan anggota dari Dewan Hindia yang cukup penting di VOC. Siapapun dia, reputasi Justinus Vinck sebagai tuan tanah yang mendirikan dua pasar penting di Jakarta cukup diingat sejarah.
"Pasar ini didirikan oleh Justinus Vinck pada tahun 1735 di atas tanah miliknya," tulis S Slamet dalam Senen 200 tahun dalam rangka menyambut HUT 442 Djakarta dan Hari Proklamasi 17-18-1967 (1969:18).
Pasar ini sempat disebut sebagai Vincke Passer. Vincke Passer tentu sulit dieja oleh orang Indonesia pengguna bahasa Melayu. Sehingga nama hari pasarannya saja yang dipakai. Berdasar namanya, Pasar Senen dulunya mula-mulai ramai di hari Senin sebagai hari pasarnya.
Di masa lalu banyak pasar tidak selalu ramai tiap harinya melainkan pada hari tertentu saja. Tak hanya pasarnya, bekas tanah Vinck di sekitar pasar itu juga ikut ramai hingga hari ini. Senen lalu bukan lagi merujuk pada pasarnya saja, tapi juga kawasan di sekitar pasar pun disebut Senen.
"Pasar Senen, dalam sejarahnya (memang) tidak dapat dilepaskan dari perjuangan kemerdekaan. Pada masa pendudukan Jepang ia menjadi tempat rendezvous para pemuda pergerakan kemerdekaan, para seniman urakan seperti Chairil Anwar," tulis Alwi Shahab dalam Kasino Bernama Kepulauan Seribu (2007:61).
Pasar sohor lain yang dibangun Vinck adalah Pasar Tanah Abang yang ramai dengan perdagangan pakaiannya. Tanah Abang juga tergolong tua. Sebelum Vinck, Kapitan Tionghoa Phoa Bing Ham sekitar 1648 dan Cornelis Chastelein si Tuan Tanah Depok sekitar 1697 juga pernah jadi tuan tanah di Tanah Abang. Tuan tanah selalu berganti-ganti.
"Pada tahun 1733 tanah ini dijual kepada Justinus Vinck seharga 39.000 ringgit. Di wilayah ini pada tahun 1735 diizinkan dibangun pasar, yaitu di Tanah Abang dan Weltevreden," tulis Restu Gunawan dalam Gagalnya Sistem Kanal: Pengendalian Banjir Jakarta dari Masa ke Masa (2010:41).
Di masa lalu, tentu saja bentuk awal pasar-pasar yang dibangun Justinus Vinck itu sangat sederhana. Beratap rumbia dan berdinding anyaman bambu. Setelah Vinck meninggal dunia, menurut catatan Restu Gunawan, wilayah Waltevreden akhirnya dibeli Gubernur Jenderal Jacob Mossel seharga 28 ribu ringgit. Termasuk tanah Vinck. Pada 1767, Waltevreden dan kedua pasarnya jadi milik Gubernur Jenderal van der Parra.
Sebelum kematian Vinck sebuah jalan dibuat dan jalan itu menghubungkan Pasar Senen dan Pasar Tanah Abang yang dibangun Vinck. Lama setelah kematian Vinck, kedua pasar yang dibangun Vinck itu berkembang dari masa-masa ke masa dan menjadi daerah niaga penting di Jakarta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pmt/pmt)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Ramadan, Pasar Tanah Abang Diserbu Pedagang Kulakan