THR PNS Segera Cair, Bisakah Ekonomi RI Tumbuh 7%?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
30 April 2021 16:55
Posko pengaduan Tunjangan Hari Raya (THR) di Kementerian Ketenagakerjaan,
Foto: Posko pengaduan Tunjangan Hari Raya (THR) di Kementerian Ketenagakerjaan, (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Namun tahun 2021 aktivitas dan mobilitas publik dibatasi oleh pemerintah lewat kebijakan pengetatan mudik. Kebijakan ini diambil dengan mempertimbangkan risiko terjadinya penularan Covid-19 meski vaksinasi terus digenjot. 

Hanya saja jika berbicara pada angka jumlah orang yang divaksinasi secara penuh baru 7,4 juta orang maka masih sangat kecil karena hanya 2,7% dari total populasi masyarakat RI, sementara target pemerintah berada di angka 60%-70%. 

Kecepatan mutasi virus yang tinggi dan menjadi lebih menular juga jadi pertimbangan untuk tak segera membiarkan aktivitas ekonomi berjalan normal seperti sediakala. Pemerintah harus menemukan formula yang tepat untuk fine tuning permasalahan kesehatan dan ekonomi. Harus tahu kapan ngegas dan ngerem

Sektor ekonomi berbasis mobilitas seperti pariwisata dan perhotelan hingga transportasi masih akan menjadi sektor yang tertekan. Aliran konsumsi juga kemungkinan tidak akan merata. 

Daerah-daerah non-urban berpotensi kehilangan momentum pertumbuhan yang tinggi saat mudik lebaran diharamkan. Namun untuk mendongkrak konsumsi sebagai tulang punggung perekonomian, selain mencairkan THR pemerintah juga memberikan diskon gratis ongkos kirim saat perayaan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).

Setidaknya ada anggaran senilai Rp 500 miliar atau setara dengan 2,5% dari target transaksi Harbolnas tahun ini. Rencananya Harbolnas sendiri akan diselenggarakan mendekati hari raya lebaran yaitu H-10 dan H-5. Ini akan menjadi ajang bagi e-commerce dan para merchant yang mayoritas adalah UMKM meraup cuan.

Antusiasme masyarakat RI untuk berbelanja online terus meningkat yang tercermin dari kenaikan tajam nilai transaksi Harbolnas sejak pertama kali diluncurkan. Pada 2013 transaksi hanya mencapai Rp 740 miliar. Tahun lalu tembus Rp 11,6 triliun. Artinya ada peningkatan hingga 16x dalam 7 tahun.

Nilai transaksi pada Harbolnas tahun ini ditargetkan naik hampir dua kali dari tahun lalu. Targetnya, transaksi bisa tembus Rp 20 triliun. Ekspektasi target tersebut dapat tercapai bisa dibilang cukup tinggi.

Kombinasi stimulus gratis ongkir dan pencairan THR akan semakin menggeliatkan perekonomian di kuartal kedua. Momennya memang tepat. Secara spesifik kue ekonomi digital domestik akan semakin membesar.

Menyandang nama yang seksi dan keren, ekonomi digital Indonesia tumbuh dengan pesat meninggalkan kawan-kawannya di kawasan Asia Tenggara. Mengutip laporan e-Conomy SEA 2019 hasil studi Google, Temasek dan Bain & Company, ekonomi digital Indonesia tumbuh 49% per tahun sejak 2015-2019.

Indonesia jadi jawara di kawasan Asia Tenggara mengalahkan Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam yang tumbuh kurang dari 40% dalam lima tahun terakhir.

Hingga tahun 2019, nilai ekonomi digital Indonesia berdasarkan Gross Merchandise Value (GMV) mencapai US$ 40 miliar atau hampir 4% dari PDB nominal Indonesia tahun 2018 lalu. Ekonomi digital di Indonesia diprediksi akan terus tumbuh dan mencapai nilai US$ 133 miliar pada 2025.

Stimulus kali ini diharapkan bisa merembet ke berbagai sektor mata rantai ekosistem digital e-commerce seperti logistik, hingga uang elektronik. Tak sampai di situ momen lebaran dengan THR juga diharapkan bisa mendongkrak penjualan ritel yang selama setahun lebih berada di zona kontraksi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular