Butuh Jasa ART Jelang Lebaran? Siapkan Kocek Lebih Dalam

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
29 April 2021 17:52
Pekerja saat menyetrika pakaian laundry di tempat  jasa cuci setrika  pakaian Jakarta, Rabu (20/6). Tingginyan kebutuhan akan mencuci dan menyetrika pakaian di saat libur lebaran atau Idul Fitri membuat berbagai usaha Laundry kebanjiran order jasa mencuci dan menyetrika hingga 90% ketimbang hari biasa. Dalam sehari laundry mampu menampung hingga ratusan kilo pakaian. Menurut pegawai laundry, musim libur panjang ini juga membuat jasa laundry mampu meraih untung hingga 5 juta dalam 2 hari. Jasa laundry menjadi alternatif membantu menyelesaikan pekerjaan rumah, apalagi saat bulan libur lebaran. Karena banyak dari mereka yang memiliki asisten rumah tangga belum pulang dari kampung halaman. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurang dari dua pekan lagi, masyarakat akan memasuki momen Idul Fitri yang biasanya banyak Asisten Rumah Tangga (ART) mudik. Tahun ini meski ada larangan mudik dari pemerintah, tapi ART yang mudik cukup tinggi.

Hal ini terlihat dari tingginya minat masyarakat dalam menggunakan asisten rumah tangga, lebih besar 50% dari lebaran di waktu normal. Bagi warga yang membutuhkan ART memang butuh mengambil kocek lebih dalam karena terbatasnya jasa penyedia.

"Per hari masih kita patok Rp 200 ribu, suster Rp 300 ribu. Paket satu bulan nilainya Rp 4 juta minimal," kata Ketua Asosiasi Pelatihan Pekerja Seluruh Indonesia (APPSI) Mashudi kepada CNBC Indonesia, Kamis (29/4/21).

Namun, itu bukan berarti semua biaya ter-cover, pengguna jasa juga harus menyiapkan anggaran untuk membayar biaya administrasi. "Itu belum masuk administrasi. Admin nilainya Rp 1 juta - Rp 1,5 juta," katanya.

Itu artinya, ketika masyarakat membutuhkan ART untuk kebutuhan 10 hari maka setidaknya membutuhkan uang sebesar Rp 3 juta - Rp 3,5 juta, yang merupakan biaya administrasi dan biaya ART-nya. Namun, bila membutuhkan dalam rentang yang lebih lama, misalnya sebulan maka kocek yang perlu dirogoh sebesar Rp 5 juta - Rp 5,5 juta.

Selain itu, ada juga biaya lain yang menjadi tanggungan pengguna jasa, yakni biaya tes PCR (polymerase chain reaction) dengan nilai Rp 900 ribu.

"Biaya PCR dari pengguna jasa dan bersifat harus. Kalau negatif baru bisa. Syaratnya harus dikejar dulu," jelas Mashudi.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kereta Tanpa Rel Bakal Wara-Wiri di Kota-Kota RI, Tertarik?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular