Internasional

Junta Militer Janji Setop Kekerasan Myanmar Asal...

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
28 April 2021 15:43
FILE - In this July 11, 2018, file photo, Myanmar's Army Commander-in-Chief Senior Gen. Min Aung Hlaing speaks during the opening ceremony of the third session of the 21st Century Panglong Conference at the Myanmar International Convention Centre in Naypyitaw, Myanmar. A military coup was taking place in Myanmar early Monday, Feb. 1, 2021 and State Counsellor Aung San Suu Kyi was detained under house arrest, reports said, as communications were cut to the capital. (AP Photo/Aung Shine Oo, File)
Foto: Panglima Tertinggi militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing (AP/Aung Shine Oo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Meskipun KTT ASEAN mengenai Myanmar telah membuahkan beberapa hasil mengenai perdamaian dan menahan diri, junta militer sepertinya belum akan sepenuhnya tunduk dengan kesepakatan ini.

Hal ini menurut junta bukanlah tanpa alasan. Dalam sebuah pernyataan resmi, pihak yang melakukan kudeta pada 1 Februari lalu ini menyatakan bahwa kekerasan akan berhenti bila kondisi kondusif dan demonstrasi dihentikan.

"Myanmar akan memikirkan opsi itu (penahanan diri) bila situasi sudah kondusif karena saat ini prioritas utama kami adalah mengembalikan hukum dan aturan," tulis pernyataan itu dikutip Reuters, Rabu (28/4/2021).

Dalam pernyataan itu juga, pihak junta juga mengapresiasi saran-saran dan masukan dari pihak ASEAN untuk masa depan negara itu. Sebelumnya Juru Bicara junta militer Zaw Min Tun mengaku puas dengan pertemuan ASEAN dan menyebut telah menjelaskan situasi nyata Myanmar pada pemimpin negara-negara Asia Tenggara itu.

Dalam KTT ASEAN lima poin penting dihasilkan 10 negara yang hadir. Yakni menghentikan kekerasan Myanmar dan semua pihak menahan diri.

Kedua, segera mulai dialog konstruktif antara semua pihak terkait untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat. Ketiga, utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN.

Lalu ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre. Dan terakhir, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu semua pihak terkait.

Sebelumnya, pertempuran meletus di Myanmar antara junta dan pemberontak etnis Selasa (27/4/2021). Ini terjadi di kota-kota, daerah pedesaan, pegunungan terpencil di wilayah timur negara itu.

Persatuan Nasional Karen (KNU) menyerang dan menghancurkan pangkalan militer junta di dekat sungai Salween, negara bagian Karen yang berbatasan dengan Thailand. Junta kemudian membalas dengan melancarkan serangan ke utara pangkalan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Myanmar Membara Lagi, Pro Junta Militer Diserang Granat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular