
Alugoro 405, 'Sang Adik' Pencari KRI Nanggala yang Tenggelam!

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu bulan usai serah terima dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang Pertahanan PT Pal Indonesia (Persero) ke Kementerian Pertahanan, kapal selam Alugoro-405 langsung mendapat tugas berat. Kapal selam ini dapat tugas mencari keberadaan kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di kedalaman 838 meter.
Kapal selam Alugoro-405 merupakan rakitan PT PAL Indonesia dan bekerjasama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korsel. Kasel ini langsung diperbantukan untuk menyisir laut utara Bali, lokasi tragedi Nanggala-402.
"...Ada 21 KRI termasuk KRI Alugoro yaitu kapal selam juga (melakukan pencarian)," kata Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad pekan lalu.
Kapal Selam Alugoro-405 merupakan kapal selam jenis Diesel Electric Submarine U209 (Nagapasa Class) yang memiliki panjang keseluruhan 61,3 meter dengan kecepatan mencapai 21 knot ketika berada di bawah air, mampu membawa 40 kru dengan kemampuan jelajah hingga 50 hari dan di desain dengan life time mencapai 30 tahun.
Kapal selam Alugoro-405 dibangun di Fasilitas Kapal Selam PAL Indonesia dengan lingkup pekerjaan Joint Section, test and trials (Setting to Work, Hydro Test, Harbour Acceptance Test (HAT), Sea Acceptance Test including Pre-SAT sampai dengan penyusunan working standard oleh PAL.
Dari beragam tes itu, salah satunya adalah sukses mencapai kedalaman hampir 311 meter di bawah permukaan laut. Mantan Dirut PT PAL Indonesia (Persero) Budiman Saleh, menceritakan saat detik-detik menegangkan kejadian pada 4 Maret 2020 itu.
Ia mengatakan uji coba itu berlangsung di Laut Bali Utara yang punya kedalaman laut sampai 500-800 meter di bawah permukaan laut.
"Saya ingin memastikan produknya sebelum dikirim ke pengguna (TNI AL)," kata Budi kala itu.
Uji coba Tactical Diving Depth (TDD) bagian dari Sea Acceptance Test (SAT) Kapal Selam Alugoro yang berisiko dari sisi desain dan produksi kapal selam. "NDD dan TDD pengujian yang paling berisiko desain dan produksi, apalagi ini pengujian pertama kali PT PAL dan Indonesia," katanya.
Saat tes, badan kapal Alugoro mendapatkan tekanan sebesar 25 Bar pada kedalaman 250 meter dan 30 Bar pada kedalaman 300 meter. Dampaknya badan kapal selam akan menciut, diameter jadi mengecil.
Bila kejadian terburuk menimpa, maka risikonya sangat besar. Apalagi alat penyelamatan berupa baju selam yang dimiliki tim penguji dari PT PAL yaitu Submarine Escape Immersion Equipment buatan Inggris kala itu hanya mampu bertahan di kedalaman 183 meter (600 feet). Ini artinya bila kejadian terburuk menimpa tim penguji kapal selam dan dirinya di kedalaman 300 meter, maka alat penyelamat itu tak mampu menolong.
Semua proses tes itu akhirnya terlewati, akhirnya serah terima berlangsung satu bulan lalu. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang langsung menerimanya. Dalam sambutannya, Ia mengapresiasi hal itu sebagai tonggak historis. Sebab, untuk pertama kalinya, galangan kapal milik perusahaan nasional, PT PAL, berhasil ikut serta dalam produksi kapal selam.
"Kita sadari bersama betapa pentingnya pertahanan kita. Kita sedang membangun kemampuan pertahanan kita. Bukan karena kita ingin gagah-gagahan. Bukan karena kita ingin mengancam siapapun. Tidak. Berkali-kali, turun temurun dari pendiri bangsa kita, kita tegaskan bahwa bangsa Indonesia cinta damai tapi lebih cinta kemerdekaan," ujar Prabowo.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Resmi Punya 5 Kapal Selam, Begini Kecanggihannya!