Korea Jadi Investor Nomor 3 di RI, Bikin Mobil Listrik Ya?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
26 April 2021 11:26
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia merilis capaian realisasi investasi kuartal I tahun 2021. (Tangkapan Layar Youtube BKPM)
Foto: Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia merilis capaian realisasi investasi kuartal I tahun 2021. (Tangkapan Layar Youtube BKPM)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia mampu membuktikan diri sebagai negara yang menarik di mata investor, terutama asing. Pada kuartal I-2021, realisasi investasi tumbuh positif.

Bahlil Lahadalia, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), melaporkan realisasi investasi pada tiga bulan pertama 2021 adalah Rp 219,7 triliun. Naik 2,3% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq) dan 4,3% dibandingkan periode yang sama pada 2021 (year-on-year/yoy).

"Kuartal I-2021 realisasi investasi Rp 219,7 triliun dari target investasi Rp 806 triliun dan Bapak Presiden memerintahkan Rp 900 triliun. Ini bukan pekerjaan gampang, tetapi sebagai pembantu presiden harus cari cara untuk perintah komandan," kata Bahlil dalam konferensi pers secara virtual, Senin (26/4/2021).

Penanaman Modal Asing (PMA), lanjut Bahlil, mampu tumbuh 0,6% yoy. Ini terjadi kala Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) turun 4% yoy.

"Katanya PMA turun, tidak dipercaya asing. Hari ini kita memberi bukti," tegas Bahlil.

investasiSumber: BKPM

Berdasarkan negara, Singapura masih menjadi investor terbesar di Tanah Air dengan nilai US$ 2,6 miliar. Namun beberapa waktu lalu, Bahlil sempat menyatakan bahwa bukan tidak mungkin ini berasal dari pengusaha Indonesia. 

China menempati peringkat kedua dengan nilai investasi US$ 1 miliar. Korea Selatan secara mengejutkan berada di posisi ketiga dengan nilai US$ 0,9 miliar.

"Korsel pabrik Hyundai di Maret-April, mobil listrik sudah bisa produksi. Nilanya setara Rp 21-22 triliun lebih dan realisasi mereka Rp 13-15 triliun. Ini menunjukkan kinerja Korea berjalan baik," jelas Bahlil.

Hong Kong turun peringkat ke posisi keempat dengan nilai investasi Rp 0,8 miliar. Posisi kelima ditempat Swiss dengan nilai US$ 0,5 miliar.

"Swiss nggak pernah terjadi, nggak pernah masuk 5 besar," kata Bahlil.


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Walau Pandemi, RI Tetap Seksi Buat Investasi! Beneran Nih...?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular