
Biden Sebut Pembantaian Armenia 1915 Genosida, Ini Faktanya

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menyatakan bahwa pembantaian orang Armenia di Kekaisaran Ottoman (Kekaisaran Utsmaniyah), pada 1915 lalu sebagai genosida. Hal ini disampaikan pada Sabtu (24/4/2021), memenuhi janji kampanye yang sempat diungkapkannya saat Pilpres AS, melawan pesaingnya dulu, Donald Trump.
"Setiap tahun pada hari ini, kami mengingat kehidupan semua orang yang meninggal dalam genosida Armenia era Ottoman dan berkomitmen kembali untuk mencegah kekejaman seperti itu terjadi lagi," kata Biden.
Pernyataan ini cukup mengejutkan, mengingat presiden AS sebelumnya seperti Barack Obama dan Donald Trump, menolak frase genosida karena dinilai akan merusak hubungan diplomasi Amerika dengan Turki.
Merespons pernyataan Biden, Kementerian luar negeri Turki memanggil Duta Besar AS David Satterfield untuk menyatakan ketidaksenangannya, sebab pernyataan Biden itu dinilai telah menyebabkan 'luka dalam hubungan yang sulit diperbaiki'.
Mengutip Reuters, berikut fakta yang perlu diketahui mengenai pembantaian Armenia pada April 1915.
Pertama, disebutkan bahwa pada tahun 1894-1896 puluhan ribu orang Armenia yang memeluk Kristen dan tinggal di Anatolia Timur yang sekarang menjadi Turki Timur, dibantai oleh Kekaisaran Ottoman, terutama etnis Kurdi.
Sementara, pada 1896, ribuan lainnya juga dilaporkan tewas di Konstantinopel, sekarang menjadi Istanbul usai tentara Armenia berusaha merebut wilayah yang dikuasai Ottoman.
Kemudian, saat Perang Dunia I, Kekaisaran Ottoman melawan pasukan Rusia di Anatolia timur, sehingga kondisi itu membuat banyak orang Armenia membentuk kelompok partisan untuk membantu tentara Rusia yang menyerang Ottoman.
Puncaknya, pada 24 April 1915, Kekaisaran Ottoman menangkap satu persatu warga Armenia dan membunuh mereka dalam pembersihan etnis.
Lalu pada Mei 1915, komandan Ottoman memulai deportasi massal orang-orang Armenia dari Anatolia timur. Ribuan orang yang diusir dari wilayahnya pergi ke wilayah selatan menuju Suriah dan Mesopotamia.
Saat itu, saksi hidup orang Armenia mengatakan sekitar 1,5 juta orang tewas dalam pembantaian itu atau meninggal akibat kelaparan dan kelelahan di padang pasir.
NEXT: Turki Membantah
