Internasional

Tsunami Corona India, Infrastruktur Vaksin Terancam Runtuh

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
23 April 2021 08:48
A COVID-19 patient wearing oxygen mask waits inside an auto rickshaw to be attended and admitted to a dedicated COVID-19 government hospital in Ahmedabad, India, Saturday, April 17, 2021. The global death toll from the coronavirus topped a staggering 3 million people Saturday amid repeated setbacks in the worldwide vaccination campaign and a deepening crisis in places such as Brazil, India and France. (AP Photo/Ajit Solanki)
Foto: AP/Ajit Solanki

Jakarta, CNBC IndonesiaIndia kini menghadapi "tsunami corona" (Covid-19). Kasus yang semula turun berbulan-bulan, kini naik signifikan bahkan mencetak rekor harian hingga 300.000 pasien per hari.

Rumah sakit di sejumlah daerah dikabarkan penuh dan kekurangan tempat tidur. Mutan ganda corona yang menyebar membuat lebih banyak kaum muda terinfeksi dengan gejala berat.

Oksigen kurang di sejumlah rumah sakit. Obat penanganan gejala berat seperti remdesivir mulai langka.

Akibatnya pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi berpikir keras soal tindakan yang harus diambil. Melansir Reuters, India akan menggejot vaksinasi corona untuk semua orang dewasa mulai pekan depan.

Artinya 800 juta orang akan disuntik vaksin yang diproduksi di pabrik di negeri itu. Namun, dalam kenyataannya dua produsen vaksin yang dosisnya diproduksi di India, AstraZeneca dan Covaxin, hanya mampu memproduksi 70-80 juta dosis per bulan berdasarkan perkiraan publik setempat.

Kenyataan apakah mungkin output bulanan ini ditingkatkan dalam dua bulan menimbulkan keraguan sejumlah pengamat. Belum lagi impor vaksin dari Rusia, Sputnik V, yang juga tertunda.

"Ada kekhawatiran bahwa seluruh infrastruktur akan runtuh ," kata seorang pejabat senior pemerintah yang enggan disebut namanya.

"Tetapi pada titik ini semua saluran dibuka untuk meningkatkan pasokan (vaksin) dari negara lain ... India membutuhkan banyak bantuan untuk menangani krisis ini."

India memiliki kapasitas pembuatan vaksin terbesar dunia. Namun badai corona yang melanda kini membuat pemerintah menunda ekspor besar-besaran vaksin, untuk kebutuhannya sendiri.

India memberikan sekitar 3 juta dosis sehari, di atas produksi harian 2,5 juta untuk menyebar vaksin ke seluruh negeri. Banyak negara bagian melaporkan kehabisan stok karena semua persediaan dipakai untuk mengisi kekosongan.

"(Tidak akan ada) yang dramatis pada Mei," kata seorang pejabat pemerintah lain. "Tetapi lebih banyak kasus dan kematian."

Kamis, India mencatat kasus harian tertinggi sepanjang infeksi menyebar 314.835. Ini menjadikan negara itu memiliki total 16 juta kasus dan 185.000 kematian.

Negeri ini disebut tengah mendesak Pfizer, Moderna dan Johnson and Johnson menyediakan vaksin bagi mereka. Pfizer mengaku sedang berbicara dengan pemerintah sementara J&J mengaku masih butuh persetujuan untuk uji coba lokal.

Sementara itu, pendiri Center for Disease Dynamics, Ekonomi & Kebijakan di Washington dan New Delhi, Ramanan Laxminarayan, mengatakan India sebenarnya butuh dua tahun untuk memvaksin 75% penduduknya. India mencatat memiliki warga mencapai 1,35 miliar.

"India harus memproduksi sedikitnya 12 juta dosis untuk dikonsumsi sendiri setiap hari," ujarnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gokil! Ramai-ramai Raksasa Industri Dunia Terjun Bantu India

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular