
Tanda-tanda Ini Bikin Sri Mulyani Pede Ekonomi Melesat

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II-2021 akan tumbuh dalam zona positif, karena melihat dari beberapa sektor yang sudah mulai menggeliat.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada konferensi pers APBN Kita, Kamis (22/4/2021).
Sri Mulyani merinci tercermin dari lonjakan konsumsi kendaraan bermotor mobil, di mana pada Maret 2021 meningkat 11% atau tumbuh 10,5% secara tahunan atau year on year (yoy).
"Atau tumbuh 72,6% dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan mobil niaga dari sisi produksi menunjukkan tren yang positif dari mobil penumpang, juga menggambarkan suatu hal yang sangat positif," jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengklaim stimulus berupa PPnBM ditanggung pemerintah (DTP) telah direspon dengan positif, dari sisi konsumsi atau produksi.
Dengan adanya pemberian stimulus ini, pemerintah berharap akan mendorong konsumsi masyarakat kelas menengah atas yang akan berdampak terhadap ekonomi.
"Insentif PPnBM untuk mobil 4x2 sebagian besar dari objek PPnBM yang ditanggung pemerintah, tumbuhnya 121,2% dibandingkan Februari," kata Sri Mulyani melanjutkan.
Tanda-tanda lain dari keyakinan Sri Mulyani, bahwa pertumbuhan ekonomi Kuartal II-2021 akan positif yakni, dari tren pemakaian listrik. Dimana saat ini sudah tumbuh 3,3% pada Maret 2021.
Pemakaian listrik yang sudah positif ini, kata Sri Mulyani menggambarkan sektor demand meningkat, dan untuk pertama kalinya kelompok industri mengalami peningkatan pemakaian listrik di atas 0% sejak Juli 2020.
"Ini juga konsisten dengan purchasing manufacturing index yang menunjukkan 53,2 atau masuk zona ekspansif," jelas Sri Mulyani.
Disamping itu juga tingkat mobilitas masyarakat terjadi kenaikan signifikan dibandingkan bulan Januari, terutama setelah PSBB atau PPKM Mikro diterapkan. Meskipun persentase mobilitas masyarakat saat ini masih lebih rendah dibandingkan mobilitas sebelum terjadi Covid-19 atau pada Maret 2020 silam.
Faktor lainnya yang akan menyumbangkan ekonomi pada Kuartal II-2021 adalah investasi, di mana kegiatan investasi menunjukkan adanya pemulihan.
Misalnya, indikator pembentukan modal tetap bruto (PMTB) di sektor bangunan terjadi perbaikan. Konsumsi barang semen, besi dan baja sudah menunjukkan pertumbuhan positif.
"Sektor semen 11,4%, kuat dibandingkan negatif growth sejak Juli tahun lalu. Impor besi baja meningkat 30,4% dibandingkan periode-periode sebelumnya dari mulai Februari ke belakang, semua pertumbuhan negatif," jelas Sri Mulyani.
Belum lagi dari kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Maret 2021 lalu. Permintaan dunia dan pemulihan ekonomi China, kata Sri Mulyani telah menarik kegiatan ekspor dunia.
Tren dari aktivitas perdagangan internasional ditunjukkan pertumbuhan ekspor 30,5%, bahkan sejak sebelum Covid-19 sebelum covid atau 2019, pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan yang tertinggi secara tahunan atau year on year.
"Ini harapan yang luar biasa dan percepatan pemulihan ini akan terjadi. Dibandingkan Kuartal I tahun lalu, pertumbuhan ini lebih tinggi. Ini suatu swing yang luar biasa di ekspor kita," tuturnya.
"Di sisi lain juga pertumbuhan impor degupnya mulai kuat. [...] Ini menggambarkan momentum pulih menunjukkan tren meyakinkan" kata Sri Mulyani melanjutkan.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Seluruh Target Ekonomi RI di 2024 Meleset