
Jreng! Jenderal Junta Myanmar Fix Datang ke Jakarta

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin kelompok junta militer Myanmar (Tatmadaw), Jenderal Min Aung Hlaing, dipastikan akan terbang ke Jakarta. Ini guna menghadiri KonferensiTingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang adiselenggarakan di Sekretariat Jenderal ASEAN, Sabtu (24/4/2021).
Juru Bicara Militer Myanmar Zaw Min Tun mengonfirmasi ini. Pernyataan tersebut juga diperkuat Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia Hishammuddin Hussein.
"Jenderal Min akan hadir," kata Hishammuddin kepada wartawan di Kuala Lumpur seperti dikutip Reuters dikutip Rabu (21/4/2021).
Sementara itu pemerintah bayangan Myanmar (NUG), berisi politisi pendukung Aung San Suu Kyi, tidak diundang ke pertemuan tersebut. Menurut sumber, nantinya fokus pertemuan ASEAN Leaders Meeting adalah mengajak militer Myanmar berdialog dan menyerukan penghentian kekerasan terhadap warga sipil.
Undangan bagi Min Aung Hlaing ini menuai cemoohan dari para aktivis pro demokrasi. Mereka mendesak para pemimpin asing untuk tidak "secara resmi" mengakui junta.
"Jika ASEAN ingin membantu menyelesaikan situasi Myanmar, mereka tidak akan mencapai apa pun tanpa berkonsultasi dan bernegosiasi dengan NUG, yang didukung oleh rakyat dan memiliki legitimasi penuh," kata Wakil Menteri Luar Negeri NUG, Moe Zaw Oo, kepada layanan Burma, Voice of America.
"Penting agar dewan militer ini tidak diakui. Ini perlu ditangani dengan hati-hati."
Tentara telah bergerak untuk memadamkan protes massa terhadap pemerintahannya. Menurut kelompok pemantau lokal, upaya represif aparat menewaskan sedikitnya 730 orang.
Hal ini mengundang sanksi dan tekanan dari negara-negara Barat. Hukuman ditunjukkan untuk beberapa pribadi yang terlibat dalam penggulingan kekuasaan di negara itu, termasuk perusahaan.
Indonesia sendiri telah berupaya untuk meminta militer agar menahan diri dan tidak melakukan kekerasan. Menlu Retno Marsudi bahkan pernah mengadakan pertemuan dengan delegasi Myanmar yang diangkat junta di Bangkok, Thailand pada 24 Februari lalu.
Dalam pertemuan itu, Retno menekankan bahwa Indonesia akan tetap berpedoman pada kesejahteraan dan keinginan rakyat Myanmar dalam memandang situasi politik di negara itu. "Keselamatan dan Kesejahteraan rakyat (Myanmar) menjadi prioritas nomor satu," ungkapnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dikecam Dunia, Jenderal Junta Myanmar Akhirnya Buka Suara
