Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan kasus Covid-19 di India telah menjadi fokus utama dunia. Pasalnya negara di Asia Selatan itu telah mencatat lebih dari tiga juta infeksi baru dan 18.000 kematian bulan ini,menjadikan beban kasusnya tertinggi kedua di dunia, setelah Amerika Serikat (AS).
Selain itu, akibat lonjakan luar biasa ini, fasilitas kesehatan disana juga dikabarkan hampir ambruk, dengan jumlah kasur di rumah sakit yang menipis dan kurangnya pasokan oksigen. Tak hanya itu, tempat pemakaman dan kremasi jenazah juga dikabarkan kewalahan dalam menampung korban meninggal dunia.
Bahkan di wilayah Lucknow, banyak rumah kremasi kehabisan kayu dan meminta orang untuk membawanya sendiri. Foto viral di media sosial menunjukkan becak listrik sarat dengan kayu gelondongan yang dibawa oleh para keluarga korban
Beberapa ahli percaya bahwa hal ini diakibatkan oleh warga yang tidak mau mematuhi protokol kesehatan. Dengan vaksinasi yang saat ini telah menyentuh 100 juta orang, warga India dirasa terlena untuk melonggarkan protokol.
Bahkan beberapa waktu lalu, sekitar 3 juta orang berkerumun dalam tradisi Kumbh Mela di tepi Sungai Gangga dan Yamuna. Mereka beramai-ramai mandi di sungai itu dan tidak mematuhi protokol yang ada.
Namun pada faktanya, tidak hanya India yang mengalami kenaikan kasus yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir. Bahkan, kenaikan kasus ini juga dialami oleh negara-negara maju.
Negara apa sajakah itu. Berikut daftarnya:
Halaman 2>>>
1. Amerika Serikat (AS)
AS menjadi salah satu negara yang mengalami kenaikan kasus Covid yang sangat signifikan. Dikutip dari Worldometers, negara adidaya itu mencatatkan 950 ribu penambahan kasus baru selama dua minggu terakhir.
Akibat hal ini Dr Rochelle Walensky, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), dengan emosi dalam suaranya, mendesak pejabat publik dan pihak lainnya untuk menyebarkan berita tentang keseriusan situasi dalam upaya mencegah lonjakan Covid-19 terbaru ini.
"Saya akan kehilangan naskahnya dan saya akan merefleksikan perasaan berulang yang saya miliki tentang malapetaka yang akan datang," kata Walensky dalam jumpa pers dengan wartawan.
"Saat ini saya takut."
Para pejabat kesehatan mengutip negara-negara bagian yang membuka ekonomi mereka dan melonggarkan pembatasan pandemi sebelum waktunya, bersama dengan peningkatan perjalanan, sebagai alasan kenaikan tersebut.
Presiden Biden sendiri telah menetapkan tujuan untuk mendapatkan 200 juta suntikan vaksin di tangan orang-orang dalam 100 hari pertamanya menjabat, dan vaksinasi meningkat di seluruh negeri.
Namun nyatanya hal ini membuat beberapa warga di negara-negara bagian AS telah menghilangkan mandat masker dan pembatasan Covid-19 lainnya. Bahkan mereka tercatat melakukan perjalanan lebih banyak untuk liburan musim semi dan rekreasi karena kelelahan pandemi yang mulai muncul.
2. Brasil
Negara selanjutnya adalah Brasil. Brasil mencatatkan tambahan 960 ribu kasus dalam dua minggu terakhir. Bahkan pada awal bulan lalu, Negeri Samba itu sempat mencatatkan rekor kematian harian akibat Covid-19 dengan melaporkan4.195 korban jiwa tambahan dalam sehari.
Namun saat ini banyak gubernur, walikota, dan hakim membuka kembali ekonomi meskipun masih ada permasalahan kapasitas di rumah sakit dan sistem perawatan kesehatan yang runtuh di beberapa bagian negara.
Selain itu,varian Covid-19 P1 yang tumbuh di negara itu juga membawa kekhawatiran bahwa virus corona yang menyebar makin berbahaya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui kondisi Brasil sendiri dalam keadaan yang sangat kritis dengan sistem perawatan kesehatan yang kewalahan.
"Memang ada situasi yang sangat serius yang sedang terjadi diBrasilsaat ini, di mana kami memiliki sejumlah negara bagian dalam kondisi kritis," ahli epidemiologi WHO Maria Van Kerkhove mengatakan dalam penjelasan Kamis lalu, menambahkan bahwa banyak unit perawatan intensif rumah sakit lebih dari 90% penuh.
3. Turki
Turki juga mengalami kenaikan signifikan dalam dua minggu terakhir. Negara yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan itu mencatatkan 793 ribu kasus baru dari tanggal 6 hingga 19 April 2021. Kenaikan ini juga dibarengi dengan 3.811 korban jiwa tambahan akibat Covid-19.
Negara Anatolia itu sendirimenyaksikan peningkatan jumlah kasus Covid-19 dan kematian sejak pemerintah melonggarkan pembatasan pengendalian virus pada awal Maret, ketika kasus yang dikonfirmasi setiap hari rata-rata di bawah 10.000.
4. Prancis
Lonjakan Covid-19 nyatanya juga terjadi di Eropa. Prancis mencatatkan penambahan 457 ribu kasus dalam dua minggu terakhir. Bahkan pada 11 April lalu, negara yang dipimpin Emmanuel Macron itu sempat mencatatkan 117 ribu infeksi baru Covid-19.
Saat ini beberapa langkah-langkah penguncian baru sedang diberlakukan, mengingat pada saat dilonggarkannya langkah penguncian kemarin membuahkan kenaikan yang serius. Dalam aturan baru tersebut, wargadilarang untuk berkumpul lebih dari 6 orang.
5. Jepang
Negara selanjutnya adalah Jepang. Negeri Matahari Terbit mengalami kenaikan kasus yang signifikan di wilayah metropolis Osaka dan Tokyo.
Meski kenaikannya hanya berada di angka tiga ribuan kasus perhari, namun hal ini menjadi kekhawatiran baru. Mengingat Negeri Sakura itu akan menjadi tuan rumah perhelatan akbar Olimpiade, yang sebelumnya tertunda.
Peningkatan cukup serius di seluruh negeri ini terjadi sejak mutasi E484K mulai merangsek memasukiseluruh wilayah. Akibatnya pemerintah yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Yoshihide Suga memutuskan untuk merancang status darurat baru di beberapa wilayah perkotaan.