Internasional

Panas! Rusia Blokir Laut Hitam, Terjunkan 20 Kapal Perang

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
21 April 2021 08:57
lustrasi bendera Rusia - Amerika Serikat. AP/
Foto: lustrasi bendera Rusia - Amerika Serikat. AP/

Jakarta, CNBC IndonesiaRusia meningkatkan eksistensinya di Laut Hitam, Selasa (20/4/2021). Pasca kritik yang dilancarkan Amerika Serikat (AS), Moskow menerjunkan militer di perairan utama di sekitar Ukraina dan Krimea tersebut.

Kementerian Pertahanan Rusia, militer negeri itu akan melakukan latihan militer. Sebanyak 20 kapal perang Rusia berpartisipasi dalam latihan itu, termasuk fregat dan kapal rudal serta kapal anti-kapal selam. 

Bukan hanya kapal perang, skuadron jet tempur angkatan udara juga akan ikut andil. Kementerian Pertahanan Rusia menyebut  lebih dari 50 jet tempur telah dipindahkan ke Krimea.

Dalam pernyataan terpisah, Armada Laut Hitam Rusia juga dilaporkan melakukan manuver yang melibatkan detasemen anti-sabotase. Ini termasuk misi pelatihan tempur bawah air.

Sebelumnya, Rusia memang mengumumkan akan menutup sebagian Laut Hitam untuk militer asing dan kapal resmi selama enam bulan, dari 24 April hingga Oktober. Penerbangan juga dilarang di langit Krimea dan disebut berbahaya.

Langkah Negeri Presiden Vladimir Putin itu mengundang banyak kecaman. Pasalnya ini akan mempengaruhi akses ke pelabuhan Ukraina di Laut Azov, yang terhubung ke Laut Hitam melalui Selat Kerch, di ujung timur semenanjung Krimea yang diklaim oleh Rusia pada tahun 2014.

Departemen Luar Negeri AS menggambarkan rencana itu sebagai eskalasi yang tidak beralasan dalam kampanye berkelanjutan Moskow untuk merusak dan mengguncang Ukraina.  Uni Eropa menyebutnya sebagai "perkembangan yang sangat mengkhawatirkan".

NATO juga menyatakan "keprihatinan" dan meminta Rusia untuk menjamin "akses bebas" ke pelabuhan Ukraina.

Rusia dalam beberapa pekan terakhir telah mengerahkan puluhan ribu tentara ke perbatasannya dengan Ukraina dan di Krimea, yang menurut menteri pertahanan Sergei Shoigu adalah untuk "latihan" sebagai tanggapan atas tindakan mengancam NATO. Ukraina telah memerangi separatis pro-Rusia di wilayah timurnya sejak 2014, dalam konflik yang meletus setelah Moskow mencaplok Krimea.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Mulai Vaksinasi Covid-19 Secara Massal Di Pekan Depan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular