Tingkat Kecelakaan di RI Melesat, Terbanyak Kasus Rem Blong

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
21 April 2021 08:53
Ratusan kendaraan mobil melintas diruas jalan tol Cawang-Grogol, Jakarta, Rabu 23/12. Pantauan CNBC Indonesia terlihat kepadatan kendaraan sejak pukul 15.00 wib. Kawasan jalan tol pondok gede Timur dua juga terlihat ramai lancar. Menjelang libur Natal 2020, sebanyak 842.000 kendaraan diprediksi meninggalkan wilayah DKI Jakarta dengan berbagai tujuan melalui tol Jasa Marga . Jumlah kendaraan itu akan mulai tercatat sejak Kamis 24 Desember hingga Minggu 27 Desember 2020. Operation and Maintenance Management Group Head Jasa Marga, Pratomo Bimawan Putra menjelaskan, puncak arus lalu lintas keluar Jabotabek pada Libur Natal 2020 diprediksi terjadi pada Kamis, 24 Desember 2020.”Puncak arus lalu lintas kembali menuju Jakarta terjadi pada Minggu 27 Desember 2020,” katanya, Rabu (23/12/2020) (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Suasana lalu lintas kendaraan di Jalan tol Cawang-Grogol. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tingkat kecelakaan lalu lintas di Indonesia makin tinggi, khususnya pada kasus rem blong. Bahkan sampai mengalahkan Eropa sampai Amerika Serikat.

Dirjen Perhubungan Darat Budi Setyadi dalam paparannya menyebutkan sejumlah faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Sebanyak 61% kecelakaan terjadi karena faktor manusia, 30% faktor sarana prasarana, dan 9% faktor pemenuhan persyaratan laik jalan.

"Tingkat fatalitas kecelakaan di Indonesia tahun 2001 - 2018 cenderung mengalami peningkatan dibanding Eropa dan Amerika yang fatalitasnya menurun," kata Budi, Selasa (20/4/2021).

Perilaku pengemudi menjadi penyebab kecelakaan mulai dari tidak mengusai kendaraan, seperti pengereman, tidak menjaga jarak, ceroboh saat belok, ceroboh saat mendahului kendaraan lain, dan melebihi batas.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga mengakui masih butuh upaya peningkatan keselamatan lalu lintas. Angkutan orang (bus) dan angkutan barang (truk) merupakan jenis kecelakaan ketiga terbesar setelah sepeda motor dan mobil.

"Tingginya angka kecelakaan kendaraan angkutan umum baik kendaraan angkutan penumpang maupun barang lebih sering diakibatkan oleh kegagalan pengereman (rem blong) pada jalan menurun atau berkelok," kata Budi

Makanya perlu ada kerja sama antara pihak seperti regulator, operator, pengemudi, hingga masyarakat. Penanganan pasca berkendara penting supaya angka kecelakaan yang menyebabkan korban jiwa dapat ditekan.

Berdasarkan data kecelakaan lalu lintas tahun 2015 sampai dengan tahun 2020, terdapat 528.058 kasus kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak 164.093 orang. Kecelakaan lalu lintas juga menjadi penyebab kematian paling tinggi untuk kelompok usia 15 - 29 tahun, yang membawa kerugian besar karena sedang memasuki usia produktif.

Sementara dari 2018 kecelakaan truk dan bus adalah yang terbesar ketiga setelah sepeda motor. Mulai meningkat pada tahun 2019 kecelakaan truk dan bus menjadi nomor dua setelah sepeda motor.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Yang Punya Duit, Terminal-Terminal Ditawarkan ke Swasta Nih!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular