
Tutup di Cibubur, Toko Goro Tommy Soeharto Cuma Kuat 2 Tahun!

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan terhadap bisnis ritel sangat berat selama pandemi covid-19, sehingga Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) sampai mengungkapkan satu toko ritel tutup setiap hari di Indonesia. Fenomena toko ritel tutup/pindah secara permanen atau sementara saat pandemi, bukan isapan jempol belaka, sebut saja Giant, hingga Ramayana.
Belakangan nama Goro Super Grosir di Cibubur yang merupakan milik Tommy Soeharto yang sempat mulai operasi Oktober 2018 ini ternyata sudah tutup. Usut punya usut, ternyata ritel milik putra Presiden Ke-2 RI itu juga ikut terdampak pandemi Covid-19.
Pantauan CNBC Indonesia di lokasi, Selasa siang (20/4) tampak terlihat bahwa toko ini sudah benar-benar menutup operasional.
Dari depan, kedua gerbang berwarna hitam juga tertutup rapat. Di gerbang tersebut tertempel spanduk yang tertulis "Kami Pindah Lokasi ke Icon Walk - Cimone, Tangerang terhitung mulai tanggal 16 Desember 2020".
Berdasarkan akun Instagram Icon Walk Mall, Goro memang baru saja membuka gerai mereka pada Minggu (11/4). Peresmian toko baru ini berselang cukup lama semenjak pengumuman pindah dari Cibubur.
"Hai.. Sahabat icon walk, sekarang di icon walk ada GORO super grosir loh..jadi mau belanja kebutuhan sehari hari langsung aja yukk ke GORO ICON WALK MALL"
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan satu toko ritel tutup setiap hari di Indonesia terkena dampak pandemi. Usaha ritel milik Putra Presiden ke-2 RI, Tommy Soeharto yakni Goro Super Grosir yang berlokasi di Cibubur, Jakarta Timur harus menutup operasionalnya. Dari pantauan CNBC Indonesia di lokasi Selasa siang (20/4), tidak ada aktivitas jual beli seperti layaknya toko ritel, bahkan dua gerbangnya yang berwarna hitam pun ditutup rapat.
Namun, ada satu petugas yang berjaga yang tak mau disebutkan namanya. Ia mengungkapkan bahwa Goro Cibubur sudah tidak beroperasi sejak tahun lalu dan kini pindah ke Cimone Tangerang. Goro ternyata ikut juga menjadi salah satu ritel yang terdampak pandemi Covid-19.
"Dulu (di Goro) iya lengkap (barang belanjaannya), sebelum Goro ada Savemax tuh lebih lengkap lagi," kata satpam yang enggan disebutkan namanya, Selasa (20/4/21).
Namun, setelah pandemi minat masyarakat untuk keluar rumah mengecil, bukan hanya itu, daya beli pun ikut menurun. Hal ini memaksa ritel ikut terkena dampaknya.
"Sekarang barangnya sudah pada diambilin, jadi di dalam sudah hampir kosong. Sebagian masih ada yang bakal diambil. Barang-barang ini dibawah ke Cimone," jelasnya.
Sebelumnya Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan setiap harinya toko ritel di Indonesia yang tutup kian bertambah.
Menurutnya, toko yang harus tutup atau bangkrut ini disebabkan karena permintaan lemah di sektor konsumsi. Padahal konsumsi masyarakat sangat menentukan keberlanjutan usaha ritel.
"Setiap hari kami hitung dari sisi asosiasi, hampir 1 toko tutup setiap hari, di seluruh Indonesia termasuk di Bali," ujarnya
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Toko Goro Milik Tommy Soeharto di Cibubur Tutup, Ada Apa?