Pantas Stok Minyak RI Menipis, 55% 'Harta' Belum Digarap!

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
19 April 2021 15:55
Petronas temukan minyak di Madura. (Dok.SKK Migas)
Foto: Petronas temukan minyak di Madura. (Dok.SKK Migas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Cadangan minyak RI terus turun sejak 1996. Hal ini pun turut berimbas pada produksi minyak nasional yang semakin menurun. Padahal, Indonesia memiliki 'harta karun' minyak dengan total cekungan sedimen mencapai sebanyak 128 cekungan.

Namun sayangnya, dari 128 cekungan yang ada, baru 20 cekungan yang diproduksi. Lalu, ada sebanyak 70 cekungan belum dilakukan eksplorasi. Artinya, masih ada sekitar 55% dari potensi cekungan yang ada belum digarap. Bila ini dilakukan eksplorasi, maka tentunya akan menambah cadangan minyak nasional ke depannya.

Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Taslim Yunus mengatakan, untuk meningkatkan cadangan minyak, pihak SKK Migas kini akan fokus mengawasi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.

"Indonesia masih ada 128 cekungan sedimen, baru 20 cekungan produksi, 70 cekungan belum eksplorasi," ungkapnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (19/04/2021).

SKK Migas menegaskan, pihaknya akan melakukan pemboran eksplorasi secara masif ke depannya dan juga berupaya menekan laju penurunan produksi yang tidak bisa dihindari.

"Kami usaha eksplorasi secara masif ke depan dan juga menekan penurunan produksi," tuturnya.

Dia pun mengakui turunnya kegiatan eksplorasi ini terlihat dari sisi investasi. Dia mengatakan, investasi untuk kegiatan eksplorasi terus turun sejak 2014. Melihat penurunan tajam ini, SKK Migas menurutnya berupaya mencari terobosan-terobosan baru agar investasi bisa meningkat.

"Investasi eksplorasi sejak 2014 turun tajam. Ini yang harus coba dicari terobosan-terobosan baru bagaimana investasi ini bisa meningkat tinggi dan bisa hasilkan cadangan baru," tegasnya.

Berdasarkan data BP Statistical Review, cadangan terbukti minyak RI bahkan terus menurun sejak 1991. Sebelum 1991, cadangan terbukti minyak RI masih menyentuh sekitar 9 miliar barel. Namun pada 1991 menjadi tinggal 5,9 miliar barel, lalu 1994 5 miliar barel, pada 2002 turun lagi menjadi sekitar 4,7 miliar barel.

Pada 2011 cadangan kian menurun hingga hanya tinggal 3,7 miliar barel, dan pada 2019 hanya tinggal sekitar 2,5 miliar barel.

Sementara produksi minyak dari sekitar 1,67 juta barel per hari (bph) pada 1991, terus menurun menjadi 1,17 juta bph pada 2003, 972 ribu bph pada 2007, 826 ribu bph pada 2019. Kini, berdasarkan data SKK Migas, produksi minyak RI rata-rata hanya sekitar 677 ribu bph, lebih rendah 20 ribu bph dari target produksi tahun ini 705 ribu bph.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tingkatkan Produksi Migas, Digitalisasi Data Adalah Kunci!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular