
Impor Migas di Maret Melonjak, Tanda Ekonomi RI Pulih

Jakarta, CNBC Indonesia - Impor minyak dan gas (migas) RI di Maret 2021 melonjak 74,74% (month to month) menjadi US$ 2,28 miliar dari US$ 1,30 miliar pada Februari 2021, sebagaimana disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rilis bulanannya kemarin, Kamis (15/04/2021).
Pri Agung Rakhmanto, ahli ekonomi energi dan perminyakan Universitas Trisakti dan juga pendiri ReforMiner Institute, berpandangan bahwa lonjakan impor migas ini wajar. Pasalnya, harga minyak naik sekitar 5-6%.
"Wajar ya, nilai impor migas naik karena harga minyak juga meningkat, paling tidak 5-6%," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (16/04/2021).
Selain kenaikan harga minyak, menurutnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional per bulan sejak awal tahun ini juga terus meningkat. Peningkatan ini menurutnya sejalan dengan perekonomian yang mulai tumbuh.
"Konsumsi BBM per bulan, sejak awal 2021 kan kemungkinan juga terus meningkat seiring ekonomi yang mulai pulih," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, aktivitas industri, manufaktur khususnya, mulai pulih. Dengan membaiknya perekonomian, imbuhnya, bisa mengembalikan lagi tingkat konsumsi BBM yang sempat anjlok 20% pada 2020 lalu.
"Jadi, kombinasi kedua faktor itu (peningkatan harga dan konsumsi BBM) terutama yang berkontribusi terhadap peningkatan nilai impor migas kita," ujarnya.
Dia juga berpandangan, kenaikan impor migas ini tidak ada hubungannya dengan kebakaran tangki Kilang Balongan pada 29 Maret 2021 lalu.
"Karena terjadinya kebakaran itu sendiri sudah di akhir Maret," imbuhnya.
Dia menegaskan bahwa kenaikan impor ini adalah murni karena faktor ekonomi, yakni harga minyak dan konsumsi BBM yang meningkat, di mana keduanya menjadi sinyal positif jika ekonomi mulai pulih.
"Bahwa nilai impor migas kita besar, kan memang sudah sejak lama begitu. Sejak 2011 neraca migas kita kan memang sudah selalu defisit yang ditandai dengan nilai impor yang memang besar dan berfluktuasi seperti itu," paparnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Drop, 3 Bulan Impor Minyak Nambah 2,5 Juta Barel!