Dunia Usaha Bergairah, Ekonomi RI Cerah?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
14 April 2021 14:47
Ilustrasi Pabrik Sepeda Motor (Dok. AHM)
Foto: Ilustrasi Pabrik Sepeda Motor (Dok. AHM)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia usaha semakin bergeliat di kuartal pertama tahun 2021. Harapan ekonomi bangkit dari keterpurukan semakin tinggi setelah setahun penuh jatuh ke dalam jurang resesi.

Bank Indonesia (BI) dalam Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) melaporkan aktivitas dunia usaha terus meningkat. Peningkatan aktivitas dunia usaha ini membalik kontraksi yang terjadi pada kuartal terakhir tahun lalu. 

Peningkatan didorong oleh kinerja sejumlah sektor yang telah positif antara lain sektor pertambangan dan penggalian, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan, serta sektor industri pengolahan.

Responden menyatakan bahwa peningkatan kinerja sektor pertambangan didorong oleh permintaan yang menguat. Kenaikan harga komoditas tambang seperti batu bara, tembaga dan bijih besi juga turut menjadi katalis peningkatan aktivitas di sektor ini. 

Sementara itu sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan ditopang oleh musim panen raya pada komoditas tanaman bahan makanan (tabama). Untuk sektor industri pengolahan didorong oleh meningkatnya permintaan menjelang Ramadan dan hari raya lebaran. 

Secara makro indeks manajer pembelian atau Purchasing Manager's Index (PMI) juga sudah menunjukkan adanya ekspansi. Hal ini tercermin dari kenaikan angka PMI ke atas level 50 di bulan Maret lalu. 

Dilihat dari sisi kapasitas produksi juga semakin membaik. Ada peningkatan tajam kapasitas produksi yang kentara di sepanjang kuartal pertama tahun ini. BI mencatat kapasitas produksi sebesar 73,38% pada Januari-Maret 2021. 

Walaupun belum bisa kembali ke rata-rata kapasitas produksi selama lima tahun terakhir di angka 75%, tetapi ada peningkatan yang konsisten sejak kuartal ketiga tahun lalu. Rata-rata kapasitas produksi terpakai di tahun lalu hanya 72% saja. 

Peningkatan kapasitas produksi juga diikuti dengan membaiknya indikator ketenagakerjaan. Setelah setahun penuh aktivitas penggunaan tenaga kerja berada di zona negatif, akhirnya aktivitas penggunaan tenaga kerja mulai positif di kuartal pertama tahun ini.

 

Halaman Selanjutnya --> Keuangan Dunia Usaha juga Membaik

Terjadi peningkatan perkembangan harga jual pada kuartal pertama tahun ini. Tren ini diperkirakan bakal berlanjut hingga kuartal kedua. Kondisi keuangan di dunia usaha juga tercatat semakin membaik. 

Likuiditas di dunia usaha dalam kondisi baik sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Sebanyak 67% responden menjawab likuiditas dalam kondisi normal. Sebanyak 20,5% menjawab likuiditas dalam keadaan baik dan sisanya 12,5% mengatakan kondisi likuiditas dalam keadaan buruk. 

Dilihat dari sisi kemampuan perusahaan mencetak laba atau basic earning power-nya, mayoritas responden (64,25%) menjawab dalam kondisi normal. Persentase responden yang menjawab buruk turun pada kuartal pertama tahun ini menjadi 15,6%. Padahal di penghujung tahun lalu masih di angka 17%. 

Kebijakan BI lewat penurunan suku bunga acuan, injeksi likuiditas ke perbankan disertai dengan kebijakan OJK dan pemerintah untuk melonggarkan kredit juga semakin dirasakan oleh pelaku usaha. 

Responden yang menjawab akses terhadap kredit cenderung mudah dan normal mengalami kenaikan dari 89,5% pada kuartal keempat tahun lalu menjadi 91% pada kuartal pertama tahun ini. 

Perkiraan marjin usaha juga membaik pada kuartal pertama tahun ini. Berdasarkan survei BI, perkiraan marjin keuntungan para pelaku usaha mencapai 15,34% pada semester pertama tahun ini. Angkanya naik dari 14,41% pada kuartal terakhir tahun lalu. 

Para pelaku usaha juga semakin yakin untuk berinvestasi. Hal ini terlihat dari perkiraan realisasi investasi pada semester pertama tahun ini. Ke depan aktivitas bisnis diramal akan semakin bergeliat.

Namun akibat kebijakan larangan mudik, sektor transportasi kemungkinan masih akan tertekan. Adanya pencairan THR secara full tetapi juga sangat sensitif tergantung sektornya berpotensi membuat geliat aktivitas bisnis belum benar-benar merata (patchy).

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular