Jokowi Ajak Merkel, Bikin Indonesia Jadi Negara Industri 4.0!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
12 April 2021 19:06
Pembukaan Hannover Messe 2021, Istana Negara, 12 April 2021. (Tangkapan layar Setpres RI)
Foto: Pembukaan Hannover Messe 2021, Istana Negara, 12 April 2021. (Tangkapan layar Setpres RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak Kanselir Jerman Angela Merkel untuk bersama-sama mewujudkan transformasi digital yang saat ini digenjot pemerintah RI.

Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memberikan sambutan dalam pembukaan Hannover Messe 2021 secara virtual di Istana Negara, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

"Saya ingin mengajak Jerman untuk bermitra mewujudkan transformasi digital di Indonesia. Indonesia sendiri telah menyiapkan roadmap implementasi making Indonesia 4.0," kata Jokowi, Senin (12/4/2021).

Jokowi mencatat, setidaknya ada tiga hal utama yang perlu menjadi perhatian. Pertama, yang berkaitan dengan penguatan sumber daya manusia dalam menghadapi era 4.0.

"Tantangannya adalah penyiapan sumber daya manusia yang mampu menghadapi tantangan masa depan. Tantangan big data, artificial intelligence, internet of things. Saya yakin. Jerman dapat mendukung penguatan sumber daya manusia," katanya.

Kedua, bagaimana menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi industri 4.0. Pemerintah Indonesia, kata Jokowi, telah menjamin iklim investasi bagi perusahaan teknologi yang ingin berinvestasi di Indonesia.

"UU Cipta Kerja ini akan mempermudah izin usaha. Memberikan kepastian hukum, memberikan insentif. UU Cipta Kerja juga memberikan insentif bagi ekonomi digital. UU Cipta Kerja akan mendukung pengembangan industri 4.0," katanya.

Ketiga, investasi pada pembangunan infrastruktur hijau. Berdasarkan data World Economic Forum, terdapat potensi yang cukup besar dalam pembangunan infrastruktur hijau.

"Peluang bisnis sebesar US$ 10,1 triliun, peluang 395 juta lapangan pekerjaan baru hingga 2030," katanya.

Jokowi mengatakan berbagai terobosan telah dilakukan untuk pembangunan infrastruktur hijau. Mulai dari pembangunan biodiesel dari kelapa sawit, hingga pembangkit listrik tenaga surya.

"Sebagai negara produsen nikel terbesar dunia, Indonesia juga mengembangkan pengolahan biji nikel menjadi baterai lithium sebagai komponen utama baterai ponsel maupun mobil listrik," katanya.

"Kemitraan Indonesia dan Jerman untuk pembangunan hijau ke depan adalah salah satu prioritas. Saya mengapresiasi green infrastructure inisiative Jerman dengan nilai 2,5 miliar Euro," jelasnya.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Bakal Duet dengan Angela Merkel, Ada Apa Nih?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular