
Begini Prediksi Bos Kadin Soal Industri Mobil Listrik

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani memperkirakan permintaan kendaraan listrik (EV) di dunia akan naik signifikan mulai 2020 sampai 2040 mendatang.
Kondisi ini pun menurutnya sudah diantisipasi oleh Indonesia. Demi mendorong industri ini, berbagai insentif pun diberikan. Sejumlah pemain kendaraan listrik, termasuk produsen baterai gencar didekati. Industri ini digadang-gadang akan memiliki prospek yang bagus.
Ditambah lagi, negara Eropa pada 2030 akan menghentikan penggunaan kendaraan berbasis energi fosil dan beralih ke kendaraan listrik, sementara China sebesar 25% sebagian kendaraan akan beralih ke EV pada 2025.
"Salah satu dari kebutuhan untuk industri baterai EV ini nikel. 24% nikel seluruh dunia ada di Indonesia. Kita antisipasi peningkatan penjualan mobil listrik seperti di China, US, Eropa, dan lainnya," paparnya dalam sebuah webinar, Senin (12/04/2021).
Lebih lanjut dia mengatakan kebutuhan baterai dan komponen mobil listrik sebagai tren global akan terus meningkat. Kadin mengapresiasi langkah pemerintah yang telah memberikan berbagai insentif bagi pengembangan industri baterai.
"Salah satunya pembangunan kawasan industri, BUMN Holding Baterai, dan insentif perpajakan untuk mobil listrik," paparnya.
Dia menekankan bahwa transisi energi adalah sebuah keniscayaan. Dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia akan kehabisan cadangan energinya.
"Oil (minyak) 10 tahun lagi, gas memang masih 22 tahun lagi dan terutama infrastruktur di gas masih harus mendapatkan penyempurnaan dan peningkatan signifikan ke depannya," ucapnya.
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebutkan Indonesia Battery Corporation (IBC) bakal menggarap pasar produk baterai untuk kendaraan listrik hingga fasilitas penyimpanan daya energi terbarukan untuk pemakaian rumah tangga.
Hal ini dilakukan agar Indonesia tak hanya menjadi market untuk produk energi terbarukan, namun juga menjadi pemimpin di pasar tersebut.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan hal ini dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan di industri yang dijalankan oleh perusahaan BUMN energi yang membentuk IBC ini. Rencana ini telah menjadi bagian dari perjanjian kerja sama IBC dengan dua mitranya dari luar negeri.
"Tapi tidak kalah pentingnya kita harapkan ahli teknologi dalam ber-partner ini, karena dalam perjanjiannya tidak hanya baterai listrik buat mobil tapi juga motor yang dimana Indonesia adalah market terbesar industri motor dunia, kita ingin jadi leading sektornya," kata Erick dalam konferensi pers virtual, Jumat (26/3/2021).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Pengusaha: Pendidikan Vokasi Mutlak Libatkan Dunia Usaha
