Internasional

Makin Panas, Biden Kirim Kapal Perang ke Laut China Selatan

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
07 April 2021 13:05
SOUTH CHINA SEA (April 6, 2021) – Aircraft from Carrier Air Wing (CVW) 11 fly above the aircraft carrier USS Theodore Roosevelt (CVN 71) April 6, 2021. The Theodore Roosevelt Carrier Strike Group is on a scheduled deployment to the U.S. 7th Fleet area of operations. As the U.S. Navy’s largest forward-deployed fleet, 7th Fleet routinely operates and interacts with 35 maritime nations while conducting missions to preserve and protect a free and open Indo-Pacific Region. (U.S. Navy photo by Mass Communication 3rd Class Dartañon D. De La Garza)
Foto: Pesawat dari Carrier Air Wing (CVW) 11 terbang di atas kapal induk USS Theodore Roosevelt (CVN 71) 6 April 2021. (USS Theodore Roosevelt (CVN 71)/Petty Officer 3rd Class Dartanon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kapal induk Amerika Serikat (AS) Theodore Roosevelt Strike Group (TRCSG) kembali wara-wiri di Laut China Selatan (LCS). Ini adalah kali kedua, kapal tersebut merapat ke kawasan ini, di tengah-tengah panasnya situasi China dan Filipina karena klaim kawasan maritim.

"Senang sekali bisa kembali ke LCS untuk meyakinkan sekutu dan mitra," kata Laksamana Muda Doug Verissimo, komandan Gerup 9 kapal induk, dikutip dari rilis resmi www.c7f.navy.mil, Rabu (7/4/2021).

"Kami tetap berkomitmen untuk (mendukung) kebebasan navigasi."

Dalam pernyataannya AS juga menegaskan akan bersama dengan "teman-teman" menjaga keamanan dan stabilitas kawasan Indo-Pasifi. AS menyebut sejumlah nama negara sebagai rekannya, termasuk Jepang, Malaysia, Korea Selatan, Australia dan India.

Sejumlah operasi juga dikatakan akan dilakukan di lautan ini. Termasuk penerbangan tetap, memutar dan latihan serangan maritim. Pasukan AS juga akan melakukan operasi anti-kapal selam dan pelatihan taktis terkoordinasi.

Sebelumnya, hubungan China dan Filipina -sekutu AS- di LCS memanas beberapa pekan terakhir. Filipina menuduh China mempromosikan narasi palsu dari klaimnya di perairan yang disengketakan tersebut.

Diketahui hampir 200 kapal China terdeteksi di Whitsun Reef, sebelum menyebar ke daerah lain di LCS, sejak pekan lalu. Beijing mengabaikan tuntutan Manila agar kapal-kapal itu pergi, dengan mengatakan area itu adalah bagian dari teritorinya.

Whitsun Reef berada sekitar 320 kilometer (175 mil laut) sebelah barat Pulau Palawan, Filipiina. Menurut Pengadilan Arbitrase Internasional, ini masuk Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) negeri Presiden Rodrigo Duterte meski hal itu ditolak China.

Dikutip Reuters, penasihat hukum kepresidenan Salvador Panelo mengatakan kehadiran kapal China di ZEE Filipina adalah noda dalam hubungan kedua negara. Ini bisa memicu permusuhan yang tidak diinginkan.

"Kami dapat bernegosiasi tentang masalah yang menjadi perhatian dan keuntungan bersama, tetapi jangan salah tentang itu. Kedaulatan kami tidak dapat dinegosiasikan," kata Panelo dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.

China beralasan kapal penangkap ikan berlindung dari laut yang ganas di lokasi itu. Area yang berjarak 638 mil dari Hainan China itu disebut Beijing sebagai Niu'e Jiao dan diklaim sebagai bagian dari wilayahnya.

"Karena situasi maritim, beberapa kapal penangkap ikan berlindung dari angin dekat Niu'e Jiao, yang cukup normal. Kami berharap pihak terkait dapat melihat ini secara rasional," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying pekan lalu.

Kedutaan Besar China di Manila juga mengkritik komentar Menhan Filipina. Bahkan menyebutnya tidak profesional.

China selama ini sudah mengklaim 90% LCS, yang meliputi area seluas sekitar 3,5 juta kilometer persegi (1,4 juta mil persegi), dengan konsep sembilan garis putus-putus (nine-dash line). Di 2016, pengadilan internasional membatalkan klaim China itu tetapi Beijing tidak mengakui keputusan dan menyebutnya palsu.

Klaim teritorial sepihak tersebut tumpang tindih dengan klaim beberapa negara ASEAN dan Taiwan. Selain dengan China, LCS sendiri berbatasan dengan Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

AS kini dipimpin pemerintah Presiden Joe Biden, di mana mantan wakil Barrack Obama itu berjanji menghindari gaya pendahulunya Donald Trump dalam menghadapi China. Teranyar AS dan sekutu berencana memboikot olimpiade musim dingin yang diselenggarakan di Beijing 2022 nanti.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert! Biden Kirim Kapal Perang ke Laut China Selatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular