Asuransi Penipu? Tidak Juga! Pahami Manfaat, Bukan Cuannya

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 March 2021 14:04
Ilusttrasi Uang
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para nasabah asuransi di Indonesia mengaduh. Mereka merasa 'terjebak' karena dana investasi yang dijanjikan ternyata jauh panggang dari api.

Umumnya para nasabah itu mengeluh karena investasi mereka menguap. Lho, asuransi kok bisa menjadi investasi?

Itulah yang disebut dengan produk unitlink. Produk ini menggabungkan asuransi dan investasi. Sebagian iuran yang disetorkan oleh nasabah diputar di sektor keuangan sehingga ada iming-iming cuan. Potensi keuntungan ini yang membuat banyak masyarakat lebih memilih unitlink ketimbang asuransi konvensional.

Ibu Rumah Tangga (IRT) asal Bandar Lampung, Maria Trihartati menceritakan kekecewaannya. Dirinya mengaku sudah bergabung dan menjadi nasabah Prudential selama 6,5 tahun dan tidak memberikan hasil yang sesuai.

"Premi per bulan Rp 350.000. Uang sudah masuk sekitar Rp 27 juta, kembali Rp 9,2 juta," katanya.

Maria juga menjadi nasabah asuransi AIA. Lagi-lagi dia mengaku 'merugi'.

"Kalau AIA saya belinya di sales. Sudah 7 tahun, yang sudah masuk Rp 85 juta kembali Rp 32,6 juta. Premi per bulan Rp 1 juta," katanya.

Seperti yang disebutkan di atas, sebagian setoran nasabah di skema unitlink dipakai untuk berinvestasi di pasar keuangan. Namanya pasar, risiko akan selalu ada dan uang bisa 'hangus' kapan saja.

Apalagi tahun lalu situasi pasar sangat tidak pasti karena pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Sebagai gambaran, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 4,85% sepanjang 2020. Dalam periode yang sama, rupiah melemah 1,15% di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).

Oleh karena itu, wajar jika uang nasabah unitlink yang diinvestasikan ke pasar 'hilang'. Lha wong pasarnya ambles, tidak heran ada uang-uang yang 'terbakar'.

Halaman Selanjutnya --> Cari Cuan Ada Tempatnya

Well, asuransi memang harusnya diperlakukan seperti asuransi. Memberi perlindungan, proteksi, =jaminan pada saat-saat yang tidak menguntungkan.

Asuransi adalah sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki. Tanpa asuransi, tidak ada 'sandaran' ketika sakit atau ada anggota keluarga yang meninggal dunia.

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah polis asuransi jiwa untuk perorangan per akhir 2018 adalah 12,75 juta. Artinya, jumlah penduduk yang sudah dilindungi asuransi masih sangat sedikit mengingat populasi Indonesia mencapai lebih dari 200 juta jiwa.

Jika ingin mendapatkan keuntungan, maka asuransi bukan tempatnya. Keuntungan, bahkan lebih besar, bisa didapat jika masuk ke pasar keuangan.

Apabila berinvestasi di saham atau valuta asing membuat Anda 'senam jantung' dan tidak kuat, maka masih ada pilihan yang lebih tenang. Misalnya reksadana, yang bisa mendatangkan keuntungan meski tidak diapa-apakan.

Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana di Indonesia hampir selalu naik, kecuali 2020 yang memang sangat luar bisa sekali banget. Dalam 10 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan NAB reksadana adalah 15,46% per tahun. Sangat menggiurkan bukan?

Segala sesuatu ada tempatnya. Kalau mau mencari untung, sebaiknya jangan menggunakan asuransi untuk mendapatkannya.

Asuransi adalah asuransi, sahabat di kala susah. Kalau mau mendapatkan kesenangan, seyogianya di tempat lain saja...

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Setelah AIA, Kini Giliran Nasabah Prudential Buka Suara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular