Terkuak! Ini Penyebab Ekonomi Masih Minus di Kuartal I-2021

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
25 March 2021 16:36
Warga menunggu kedatangan kereta api di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (26/5). Usai libur Hari Raya Idulfitri 1441 H sejumlah pekerja sudah terlihat masuk. Pemerintah telah mengambil keputusan untuk menggeser cuti bersama Lebaran 2020 akibat wabah virus corona (Covid-19). Dengan begitu, jadwal libur hari raya hanya berlaku sampai H+1 Lebaran atau pada pada 25 Mei 2020, termasuk untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pantauan CNBC Indonesia  penerapan normal yang baru atau new normal terlihat diberlakukan di sarana transportasi umum guna menunjang aktivitas warga yang bekerja di tengah pandemi virus Corona baru (COVID-19). Untuk diketahui, panduan bekerja di situasi new normal tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Suasana Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (26/5). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Indonesia pada kuartal I tahun ini diprediksi masih jauh dari zona positif. Pertumbuhan ekonomi nasional di proyeksi masih negatif hingga 2%.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, perekonomian masih minus karena pemulihan yang belum cukup signifikan di awal tahun.

"Januari-Februari belum signifikan pemulihannya, sehingga kalau dari kami ekspektasinya masih kisaran negatif 2 sampai negatif 1% di kuartal I-2021," ujarnya dalam Pelatihan BI secara virtual, Kamis (25/3/2021).

Di samping itu, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 masih positif karena covid baru muncul pada Maret 2020. Sehingga bila dibandingkan dengan posisi sekarang tentu sangat signifikan.

Menurutnya, pemulihan ekonomi baru akan terlihat pada kuartal II. Sebab, berbagai langkah stimulus yang dilakukan Pemerintah terutama di sektor otomotif dan properti baru dimulai pada akhir kuartal I dan akan berdampak pada kuartal II.

"Di tahun lalu itu akan bisa mendongkrak ekonomi kuartal II cukup tinggi, perhitungan kami sejauh ini bisa 6%-an kita harapkan ini akan mendongkrak pemulihan ekonomi di tahun ini," kata dia.

Ia menilai pemulihan ekonomi akan semakin menguat hingga akhir tahun, terutama setelah adanya program vaksinasi Covid-19 yang berjalan di berbagai negara.

"Program vaksinasi saya pikir kunci dan tentunya terkait dengan peran Covid. Kalau kasus Covid-nya masih tinggi kan kegiatan ekonomi tidak bisa lebih longgar ya, sehingga kita harapkan akan jauh lebih baik," jelasnya.

Sementara itu, Deputi Gubernur BI Sugeng mengatakan, perekonomian Indonesia akan membaik ditopang oleh perekonomian dunia yang juga semakin pulih.

"Kita lihat bersama bahwa secara global tumbuh lebih tinggi dan khusus AS, ini penting karena ada revisi yang signifikan dan ini tentunya merupakan suatu peluang bagi kita dan perbaikan ekonomi dunia terutama di AS pasca vaksinasi. Ini juga akan memberi peluang bagi kita untuk picu pertumbuhan," jelas Sugeng.

Sugeng menjelaskan, untuk keseluruhan tahun BAI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2021 akan berada di kisaran 4,3-5,3%.

"BI meyakini perekonomian Indonesia 2021 akan semakin membaik dan tumbuh positif," tegasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jadi 4,1-5,1%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular