Beda dengan Ekonom, DPR 'Pede' PDB RI Positif di Kuartal I

Monica Wareza, CNBC Indonesia
25 March 2021 12:33
dito ganinduto
Foto: Dito Ganinduto (Tangkapan Layar Youtube Kementerian Keuangan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Komisi XI DPR RI Dito Ganinduto yakin perekonomian Indonesia akan tumbuh positif di kuartal I 2021. Hal itu berbeda dengan pandangan sejumlah ekonomi yang menilai ekonomi tanah air masih negatif di triwulan pertama tahun ini.

Berbicara dalam acara "Temu Stakeholder untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional" di Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (25/3/2021), Dito mengungkapkan perekonomian Indonesia setelah setahun pandemi Covid-19 terus menunjukkan perbaikan. Salah satu indikator terbaru adalah lembaga pemeringkat kredit Fitch Ratis mengukuhkan peringkat utang Indonesia pada BBB/Outlook Stabil.

"Itu harus diapresiasi kepada pemerintah yang telah bekerja luar biasa di situasi Covid-19 yang sebenarnya sangat susah untuk negara kita yang begitu banyak pendudukknya. Tapi kita tetap stabil mendapatkan rating BBB bahkan," kata Dito.

Politikus Partai Golkar itu pun mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diprediksi 5,3%. OECD pun telah memperkirakan perekonomian tanah air bakal tumbuh di kisaran 5%. Menurut Dito, hal itu sesuai dengan harapan DPR RI. Untuk tahun depan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan bisa melesat menjadi 6%.



"Jadi oleh karena itu, kepada para pengusaha ibu dan bapak sekalian, mari kita optimis bahwa syukur alhamdulillah selama 1 tahun ini kita sudah bisa kita lewati dan memasuki 2021 ini yang Insya Allah kuartal I ini akan positif karena vaksinasi sudah berjalan dengan sangat baik," ujar Dito.

"Jadi ini membikin kepercayaan kita bahwa kita lebih memiliki suatu kepercayaan jadi bisa melakukan satu kegiatan, mobilisasi bisa kita lakukan, bisa melakukan tatap muka sehingga pertumbuhan ekonomi ini bisa bergerak ke depan," lanjutnya.

Di samping itu, Dito juga memuji restrukturisasi kredit yang dilakukan perbankan, termasuk Himbara bekerja sama dengan OJK, telah berjalan dengan sangat baik.

"Harapannya di 2021 seperti yang diprediksi lembaga internasional, pertumbuhan ekonomi kita jadi 5% dan itu mudah-mudahan dengan semangat bersama, kerja sama, gotong royong kita bisa mencapai yang kita harapkan," ujarnya.

Sebelumnya, kalangan ekonomi menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan negatif di kuartal I-2021.

Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan sejak kuartal IV-2020 sampai saat ini, pertumbuhan ekonomi memang akan cenderung flat atau datar. Karena ada pengaruh dari liburan akhir tahun yang membuat mobilitas masyarakat meningkat.

David pun mengamini proyeksi pemerintah yang mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2021 masih mengalami kontraksi.

"Januari-Februari 2021 dan Maret meningkat lagi, kalau dibandingkan dengan kuartal IV tahun lalu. Jadi wajar kalau di kuartal I-2021 masih rendah atau negatif," ujar David kepada CNBC Indonesia, Selasa (23/2/2021).

"Baru kelihatannya di kuartal II-2021 akan lebih baik. Kuartal II itu mungkin kita (pertumbuhan ekonomi Indonesia) positif, lebih baik dibandingkan tahun lalu yang mengalami -5,32%," lanjutnya,

Dengan adanya berbagai stimulus relaksasi pembebasan PPN untuk pembelian rumah tapak atau rumah susun dan pembebasan PPnBM untuk mobil di bawah 1.500 cc, kata David, sebagai penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia di Kuartal I-2021 kontraksinya tidak terlalu dalam.

Selain itu juga, dia berharap pembebasan PPN properti dan PPnBM untuk mobil di bawah 1500 cc, diharapkan bisa mengerek pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021.



Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah menjelaskan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2021 masih negatif. Ini karena pandemi yang sempat meningkat pada awal tahun memaksa pemerintah untuk mengetatkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Terbatasnya aktivitas sosial ekonomi jelas mengerem laju pemulihan ekonomi," ujar Piter kepada CNBC Indonesia.

Penyebab lain pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2021 masih negatif, karena basis perhitungan pertumbuhan ekonomi masih mengacu pada pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020.

"Karena basis hitungnya tinggi, maka meskipun pada kuartal I (2021) sudah ada perbaikan, tapi tetap masih lebih rendah dibandingkan kuartal I-2020. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi menjadi negatif," kata Piter.

Pada kuartal II-2021, dia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan positif pada kisaran 0,5% sampai dengan 1,5%. Lebih optimistis, David memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021 pada kisaran 5%.

Sementara pemerintah justru memasang target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 bisa mencapai 7%.

"Kuartal II-2021 akan menjadi perbaikan yang signifikan bisa di atas 7%," ungkap Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa (23/3/2021)


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Misbakhun: Tax Amnesty Cara Cepat Atasi Shortfall Pajak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular