
Duh Nasib, RI Mau Punya Jet Tempur 'Siluman' Tapi Ditolak AS

Pengembangan jet tempur generasi ke 5 dan ke-6 kebanyakan berasal dari negara dengan industri alat utama sistem senjata (alutsista) yang maju, misalnya F/X dari Amerika Serikat (AS), MiG-41/PAK-DP (Rusia) hingga Future Combat Air System (FCAS) yang merupakan gabungan antara Jerman, Prancis dan Spanyol.
Aapakah Indonesia bisa masuk ke dalam mega proyek ini?
"Dengan investasi teknologi tinggi (hitech), RI belum mampu untuk memproduksi sendiri hingga jangka panjang. Justru yang harus dilakukan adalah pelaksanaan kebijakan offset, sehingga ketika kita beli dari negara asing, tapi juga Produksi spare partnya di RI, Sehingga ada timbal balik yang menguntungkan bagi RI dan negara terkait," kata pengamat militer Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (LSPSSI), Beni Sukadis.
Memang butuh biaya yang tidak sedikit demi menggarap proyek besar tersebut. Selain negara di atas, ada juga Inggris yang bekerjasama dengan Italia dan Swedia dalam menggarap proyek jet tempur Tempest, selain itu China juga mengambil langkah yang sama. Agak sulit rasanya bagi Indonesia untuk bisa masuk ke dalam proyek tersebut.
"Saya pikir untuk ikut Tempest, dan lain-lain, belum ke arah sana dalam kebijakan pengadaan untuk alutsista kita ya. Sekarang dibutuhkan adalah modernisasi berdasarkan renstra tersebut di atas yaitu memenuhi MEF 3 (Minimum Essential Force)," kata Beni.
Indonesia juga dikabarkan masih melakukan renegosiasi dengan Korea Selatan dalam pengembangan KFX/IFX. Indonesia masih berminat dalam kelanjutan proyek yang sudah ada sejak pemerintahan Presiden Susilo BambangYudhoyono (SBY).
"Apalagi saat ini masih terlibat dengan proyek KFX dengan Korsel. Kenapa tidak dilanjutkan saja jika memang akan menguntungkan Indonesia dalam jangka panjang," sebutnya.
(hoi/hoi)[Gambas:Video CNBC]