Siap-Siap! Detektif Mau Cek Lapangan Soal Rencana Impor Beras

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
24 March 2021 15:55
Pekerja merapikan beras Bulog di Gudang Bulog, Divisi Regional DKI Jakarta dan Banten  yang berada di kawasan Kelapa Gading, Jakarta (19/3/2021) . Pemerintah berencana Impor beras 1 juta ton. Dirut Perum Bulog Budi Waseso pun buka - bukaan soal kondisi ratusan ribu ton beras yang belum terpakai.   (CNBC Indonesia/ Tri Susuilo)
Foto: Beras Bulog (CNBC Indonesia/ Tri Susuilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ombudsman berjanji akan mengusut sengkarut yang terjadi pada rencana impor 1 juta ton beras. Rencana ini memang sudah membuat gaduh sehingga membuat Ombudsman memasukkannya ke dalam potensi maladministrasi. Demi mengusut potensi pelanggaran itu, akan ada investigator khusus untuk membongkarnya.

"Kami akan dalami ke lapangan, kalau perlu Ombudsman terjun ke semua provinsi yang ada, kita punya 60 investigator baru dari diklat investigasi dari Bareskrim. Kita akan minta turun ke lapangan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) dan pelaksanaan yang terkaitnya, kita ingin lihat kebijakan importasi dari perspektif hulu ke hilir," kata kata Anggota Ombudsman Yeka Hendra Fatika dalam konferensi pers virtual, Rabu (24/3/21).

Langkah pencegahan pada potensi terjadinya maladministrasi dalam tata kelola kebijakan importasi dan stok beras perlu sejak awal. Apalagi, Ombudsman menilai ada dua potensi maladministrasi, yakni terkait mekanisme keputusan impor beras serta dalam manajemen stok beras.

"Seminggu ke depan akan kumpulkan info dari beberapa institusi terkait. Kami akan surati beberapa institusi terkait untuk dimintai keterangannya," jelas Yeka.

Polemik rencana impor beras seharusnya bisa dicegah sejak awal, jika memang ada perhitungan yang akurat dan jelas mengenai keputusan impor, bukan hanya menduga-duga. Alasan Kemendag berencana mengambil langkah impor karena stok beras kian menipis, namun dengan perhitungan yang tepat maka bisa ada perhitungan yang jelas mengenai keputusan akhirnya.

"Beras bukan hanya komoditi tapi sosial politik yang dampaknya luas, suka nggak suka kebijakan impor beras mesti dipahami," sebut Yeka.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Mau Impor Beras, Bos Bulog: Belum Tentu Kami Laksanakan!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular