Jreng! RI-Thailand Siap Teken MoU Impor Beras 1 Juta Ton

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 March 2021 14:33
Pekerja mengangkut beras milik Perum Bulog di kawasan Kelapa gading, Jakarta, Senin (30/11/2020). Kementan kembali memastikan meski tengah dilanda pandemi Covid-19 pasokan beras hingga akhir tahun masih ada stok sebanyak 1,05 juta ton. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Gudang Beras Bulog (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Thailand bakal menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk menjual sebanyak 1 juta ton beras setahun dalam kesepakatan antar pemerintah (G2G) dengan Indonesia.

Menteri Perdagangan Thailand Jurin Laksanawisit mengatakan penandatanganan MoU akan dilakukan pada minggu terakhir Maret mendatang. MoU ini nantinya mencakup tidak lebih dari satu juta ton beras putih 15% hingga 25% setahun selama empat tahun.

Namun demikian, penjualan beras tersebut juga termasuk dalam syaratnya, tergantung produksi beras kedua negara tersebut dan harga beras dunia, sebagaimana dilaporkan Bangkok Post, Senin (15/3).

Thailand sebelumnya menjual total 925.000 ton beras di bawah kontrak G2G ke Indonesia berdasarkan perjanjian sebelumnya dari 2012 hingga 2016.

Namun, selama lima tahun terakhir, tidak ada kesepakatan beras G2G antara Thailand dan Indonesia. Hal ini dipicu oleh kebijakan swasembada beras dan mempromosikan produksi beras dalam negeri yang gencar dilakukan RI.

Meskipun demikian, Indonesia masih menghadapi kekurangan pasokan beras dalam negeri dalam beberapa tahun akibat bencana alam. Pandemi juga mendorong Indonesia untuk mengimpor lebih banyak beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan menstabilkan harga beras dalam negeri.

Tahun lalu, Thailand mengekspor total 89.406 ton beras ke Indonesia, naik 46,3% dari tahun sebelumnya, dengan nilai total 2,262 miliar baht, naik 86,7%.

Jurin mengatakan Thailand juga sedang dalam pembicaraan untuk kesepakatan beras G2G yang serupa dengan pemerintah Bangladesh untuk satu juta ton beras putih dan beras setengah matang.

Charoen Laothammatas, Presiden Asosiasi Eksportir Beras Thailand, mengatakan MoU dengan Indonesia tidak akan berpengaruh pada pasar beras Thailand karena kontrak belum ditandatangani secara resmi.

Saat ini, menurutnya sangat sulit untuk mengekspor beras Thailand ke pasar dunia karena nilai baht yang kuat membuat beras Thailand lebih mahal daripada biji-bijian pesaing.

Harga beras putih Thailand 5% saat ini tercatat pada US$ 549 per ton, sedangkan beras putih Vietnam berada pada US$ 513 -517. Harga beras India US$ 398-402, dengan Pakistan US$ 438-442 per ton.

Sementara itu, harga beras setengah matang di Thailand berada pada US$ 557 per ton, sementara beras India setengah matang berada pada US$ 383-387 dan beras setengah masak Pakistan pada US$ 457-461 per ton.

Di dalam negeri, rencana impor beras untuk cadangan beras pemerintah sudah disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Sedangkan Dirut Perum Bulog Budi Waseso mengatakan belum tentu Bulog merealisasikan impor beras tersebut, karena akan mengutamakan serapan gabah petani lokal.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Mau Impor Beras, Bos Bulog: Belum Tentu Kami Laksanakan!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular