Tak Cuma Batu Bara, Energi Ini Bisa Gantikan Impor LPG

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
23 March 2021 20:03
Proses pengolahan biogas di peternakan sapi milik Pondok Pesantren Assyafaat, Depok, Jawa Barat, Kamis (5/9).  Dalam sehari kotoran sapi yang dihabiskan mencapai 25-30kg, untuk memenuhi kebutuhan memasak di peternakan tersebut. Untuk menghasilkan biogas dari kotoran sapi, Pak syarif melakukan persiapan seperti menghitung kebutuhan energi, menentukan model digester, membuat filter gas, membuat bahan baku isian. Semua itu harus harus dipenuhi agar dapat memproduksi biogas secara efisien dan hemat. Cara kerja biodigester untuk menghasilkan gas metan adalah sebagai berikut. Pertama, kotoran sapi dialirkan dari kandang ke kolam melalui got atau pipa. Kemudian kotoran sapi itu dicampur air dengan perbandingan 1:1 guna mengencerkan kotoran. Lalu, kotoran itu dimasukkan ke dalam reaktor berbentuk bulat untuk difermentasi, hingga mengeluarkan gas metan. Jika dikalkulasikan, ia dapat menghemat Rp 300 ribu per bulan.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pengolahan biogas dari kotoran sapi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Impor liquefied petroleum gas (LPG) masih menjadi pekerjaan rumah yang tak kunjung rampung. Salah satu upaya yang saat ini tengah didorong pemerintah untuk menekan impor LPG adalah melalui gasifikasi batu bara, yakni mengolah batu bara kalori rendah menjadi Dimethyl Ether (DME).

Produk DME ini nantinya bisa digunakan untuk pengganti LPG. Tidak hanya melalui gasifikasi batu bara, upaya menekan impor LPG juga bisa dilakukan dengan biogas terkompresi (compressed biogas/ CBG).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan, pemanfaatan biogas akan berkontribusi pada target bauran energi baru terbarukan 23% pada 2025 mendatang.

"Peran biogas menjadi semakin penting karena dapat substitusi energi fosil di hampir semua sektor. Untuk sektor domestik, biogas bisa gantikan LPG untuk kebutuhan memasak dan penerangan," ujarnya dalam "Event Satu Dekade Program Biogas Rumah Indonesia, Selasa (23/03/2021).

Lebih lanjut dia mengatakan, dengan semakin meningkatnya pemanfaatan biogas, maka diharapkan akan bisa membantu program pemerintah dalam mengurangi impor LPG dalam skala yang lebih besar.

"Ini bisa membantu program pemerintah dalam mengurangi impor LPG dalam skala yang lebih besar," ungkap Dadan.

Menurutnya, melalui pengintegrasian pengembangan biogas dengan sektor produktif lainnya, maka ini akan menjadi cara efektif dan efisien untuk mendorong perekonomian masyarakat, apalagi dalam kondisi pandemi seperti saat ini.

"Upaya pemerintah penyusunan biogas berkelanjutan perlu didukung dari bagian strategi besar pemerintah kurangi efek gas rumah kaca, dorong EBT, kurangi konsumsi impor bahan bakar fosil dan tingkatkan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.

Dia menegaskan, pemerintah akan mendukung pemanfaatan biogas untuk sektor rumah tangga karena akan mendorong akses energi bersih yang terjangkau.

"Aktivitas ekonomi sampingan biogas bisa jadi pupuk organik, juga jadi peluang usaha kecil menengah," tuturnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gawat! Perintah Jokowi Tak Jalan, Impor LPG 2024 Bisa Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular