
Waduh, AstraZeneca "Nipu" Data Keampuhan Vaksin Covid di AS?

Jakarta, CNBC Indonesia - Lagi-lagi vaksinĀ AstraZeneca dilanda masalah. Kali ini bukan dari Eropa melainkan Amerika Serikat (AS).
Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) AS menyebut pengembang vaksin mungkin telah memberikan pandangan yang tidak lengkap. Terutama tentang data kemanjuran (efikasi) vaksin Covid-19 AstraZeneca dalam uji coba di negara itu.
"Dewan Pemantauan Keamanan Data (DSMB) menyatakan keprihatinannya bahwa AstraZeneca mungkin telah memasukkan informasi yang sudah kadaluarsa dari percobaan itu, yang mungkin memberikan pandangan yang tidak lengkap tentang data khasiat," kata badan AS tersebut, mengacu pada DSMB dikutip Selasa (23/3/2021).
"Kami mendesak perusahaan untuk bekerja sama dengan DSMB untuk meninjau data efektivitas dan memastikan data efektivitas yang paling akurat dan terbaru dipublikasikan secepat mungkin."
Komentar ini muncul setelah sehari AstraZeneca mengatakan vaksin yang dikembangkan bersama Universitas Oxford efektif 79% mencegah corona. Ini adalah hasil uji coba besar di Chili, Peru, dan AS.
Namun sebenarnya angka ini jauh di bawah efikasi pada vaksin lainnya yakni Moderna dan Pfizer-BioNTech. Untuk vaksin Moderna, efikasi nya menghasilkan lebih dari 94% untuk melawan Covid-19 sementara pada Pfizer-BioNTech sedikit lebih besar yakni 95%.
AstraZeneca sendiri sempat mendapat masalah mengenai temuan penggumpalan darah yang dialami beberapa pasien setelah disuntikkan vaksin besutannya. Beberapa negara Eropa sempat memutuskan untuk menghentikan program inokulasi dengan vaksin itu.
Namun tidak lama, Badan Obat-obatan Eropa (EMA) menyatakan bahwa belum ada hubungan antara vaksin itu dengan penggumpalan darah. Ini membuat beberapa negara akhirnya melanjutkan inokulasi dengan vaksin itu.
Indonesia sendiri akan menggunakan 11 juta dosis vaksin AstraZeneca yang didapatkan dari skema COVAX GAVI besutan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Sejauh ini Indonesia baru menerima 1,1 juta dosis vaksin itu.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Daftar Negara yang Tunda & Lanjutkan Vaksin AstraZeneca
