Internasional

Mulai Terungkap, Peternakan China Asal Muasal Virus Corona?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
18 March 2021 14:50
The World Health Organization team is briefed outside of the Huanan Seafood Market on the third day of their field visit in Wuhan, China, Sunday, Jan. 31, 2021. Scientists initially suspected the coronavirus came from wild animals sold in the market. The market has since been largely ruled out but for the visiting WHO team of international researchers it could still provide hints to how the virus spread so widely. (AP Photo/Ng Han Guan)
Foto: WHO Kunjungi Pasar Ikan di Wuhan (AP/Ng Han Guan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investigasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) soal asal muasal munculnya virus corona di China mulai menemukan sedikit titik terang. Melansir NPR, hal ini dungkapkan salah satu anggota delegasi, Peter Daszak.

Ahli ekologi penyakit dari EcoHealth Alliance yang melakukan perjalanan ke China bulan lalu itu mengatakan sebuah peternakan satwa liar di selatan Negeri Panda, kemungkinan besar adalah sumber pandemi Covid-19. Peternakan satwa liar ini memasok hewan ke pedagang di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan, tempat awal corona menyebar.

Namun, menurut Daszak, China menutup peternakan satwa liar itu pada Februari 2020. Daszak mengatakan penutupan peternakan tersebut adalah sinyal kuat bahwa pemerintah menganggap lokasi tersebut adalah jalur munculnya virus corona pada kelelawar yang kemudian menularkannya ke manusia.

"Mereka mengambil hewan eksotis, seperti musang, landak, trenggiling, anjing rakun, dan tikus bambu, dan mereka membiakkannya di penangkaran," kata Daszak dikutip Kamis (18/3/2021).

Peternakan satwa liar tersebut, merupakan bagian dari proyek unik yang telah dipromosikan oleh pemerintah China selama 20 tahun. China, kata dia, mempromosikan pertanian satwa liar sebagai cara untuk membantu penduduk desa keluar dari kemiskinan.

Pertanian membantu pemerintah memenuhi tujuan ambisius untuk menutup kesenjangan desa-kota. "Itu sangat sukses. Pada 2016, mereka memiliki 14 juta orang yang bekerja di peternakan satwa liar, dan itu adalah industri senilai US$ 70 miliar," katanya.

Meski begitu, pada 24 Februari 2020, tepat ketika wabah di Wuhan mereda, pemerintah China membuat perubahan total tentang pertanian. Di mana pemerintah menghentikan pertanian satwa liar untuk makanan.

Otoritas China menutup peternakan dengan mengirimkan instruksi kepada para peternak tentang cara membuang hewan dengan aman. Yakni dengan mengubur, membunuh atau membakarnya, agar tidak menyebarkan penyakit.

Sebelumnya ahli virologi menemukan virus kelelawar yang secara genetik 96% mirip dengan SARS-CoV-2. Ini terletak di banyak peternakan sekitar wilayah Yunnan.

Peternakan tersebut juga diketahui membiakkan hewan yang dapat membawa virus corona. Dua di antaranya adalah musang dan trenggiling.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investigasi Asal-usul Corona Dimulai, Tim WHO Tiba di Wuhan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular